"BLCI" Tawarkan Beasiswa Pelajar Indonesia ke China

Surabaya - "Beijing Language and Culture Institute" (BLCI) menawarkan beasiswa terhadap pelajar di Indonesia untuk menempuh pendidikan di China. "Para lulusan bisa belajar di luar negeri dan menikmati fasilitas yang diberikan. Ini kesempatan dan sangat sayang jika dilewatkan," ujar Perwakilan BLCI, Ir. Samuel Wiyono, MBA kepada wartawan di Surabaya, Kamis. Untuk memberikan kemudahan pihaknya menggelar pameran pendidikan China ke-14 di Hotel Fave dan Hotel Tunjungan Surabaya pada 28-29 April 2012. Sebelumnya, pameran serupa diselenggarakan di Jakarta dan Denpasar. Di dua tempat tersebut, lanjut dia, diketahui minat pelajar di Indonesia sangat tinggi. Samuel menjelaskan, dalam pameran pendidikan ini ada penawaran beragam beasiswa bagi pelajar Indonesia, baik itu beasiswa khusus belajar bahasa Mandarin ataupun jenjang sarjana hingga pascasarjana. "Beasiswanya meliputi beasiswa asrama, beasiswa provinsi, beasiswa langsung ataupun beasiswa lainnya. Tentu saja akan lebih nyata jika mendaftar pada saat pameran untuk perguruan tinggi tertentu," tukasnya. Pameran ini rencananya diikuti 20 perguruan tinggi dan sekolah dari 16 kota besar di China, seperti Beijing, Shanghai, Guangzhou serta beberapa kota besar China lainnya. Sedangkan beberapa perguruan yang ambil bagian diantaranya Beijing Jiaotong University, Harbin Institute Technology, Ocean University of China-Qingdao, Anhui University-Hefei, Ningbo Univesity Technology dan beberapa perguruan lainnya. Samuel mengatakan hampir seluruh program studi gelar sarjana atau pascasarjana yang mendukung industri unggulan China ditawarkan dengan menggunakan pengantar Bahasa Inggris serta pengantar Mandarin. Sementara itu, mengenai uang kuliah, ia mengaku bervariasi mulai dari Rp18 jutaan pertahunnya, dan mencapai sekitar Rp45 jutaan per tahun bagi perguruan tinggi milik berstandar internasional. "Dengan banyaknya tawaran beasiswa maka diharapkan pelajar Indonesia mendapat banyak kesempatan dan pilihan untuk bisa menuntut ilmu lebih tinggi di China," kata Samuel. (*)