KontraS Surabaya: Sudomo Simbol Otoriteristik
Rabu, 18 April 2012 17:08 WIB
Surabaya - Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (KontraS) Surabaya menilai sosok mantan Pangkopkamtib Laksamana TNI (Purn) Sudomo merupakan simbol otoriteristik yang tidak boleh terulang.
"Bagi kalangan aktivis HAM dan pro-demokrasi, beliau merupakan simbol masa lalu yang represif dan otoriteristik yang tidak boleh terulang," kata koordinator KontraS Surabaya Andy Irfan di Surabaya, Rabu.
Ia mengemukakan hal itu menanggapi meninggalnya mantan Pangkopkamtib Laksamana TNI (Purn) Sudomo pada Rabu (17/4) setelah beberapa hari dirawat di Rumah Sakit Pondok Indah, Jakarta Selatan.
Menurut Andy Arif, Sudomo merupakan sosok yang tegas dan sangat menjaga kesatuan, namun cara yang digunakan cenderung membatasi orang untuk berorganisasi dan membungkam demokrasi.
"Banyak aktivis HAM dan pro-demokrasi di tahun 1980-an yang tidak bisa bergerak karena cara-cara beliau, bahkan beliau mirip intelijen yang memata-matai rakyat. Beliau merupakan sosok masa lalu," katanya.
Selain itu, katanya, korban Tanjung Priok, korban keganasan tahun 1965, dan kalangan masyarakat sipil lainnya seperti buruh juga banyak memiliki catatan kelam dengan masa lalu Sudomo. (*)