Surabaya - Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (KontraS) Surabaya menilai sosok mantan Pangkopkamtib Laksamana TNI (Purn) Sudomo merupakan simbol otoriteristik yang tidak boleh terulang. "Bagi kalangan aktivis HAM dan pro-demokrasi, beliau merupakan simbol masa lalu yang represif dan otoriteristik yang tidak boleh terulang," kata koordinator KontraS Surabaya Andy Irfan di Surabaya, Rabu. Ia mengemukakan hal itu menanggapi meninggalnya mantan Pangkopkamtib Laksamana TNI (Purn) Sudomo pada Rabu (17/4) setelah beberapa hari dirawat di Rumah Sakit Pondok Indah, Jakarta Selatan. Menurut Andy Arif, Sudomo merupakan sosok yang tegas dan sangat menjaga kesatuan, namun cara yang digunakan cenderung membatasi orang untuk berorganisasi dan membungkam demokrasi. "Banyak aktivis HAM dan pro-demokrasi di tahun 1980-an yang tidak bisa bergerak karena cara-cara beliau, bahkan beliau mirip intelijen yang memata-matai rakyat. Beliau merupakan sosok masa lalu," katanya. Selain itu, katanya, korban Tanjung Priok, korban keganasan tahun 1965, dan kalangan masyarakat sipil lainnya seperti buruh juga banyak memiliki catatan kelam dengan masa lalu Sudomo. (*)
Berita Terkait
KontraS Surabaya minta pengungkapan insiden di Asrama Mahasisa Papua secara adil
20 Agustus 2019 17:42
Kontras Apresiasi Pemutaran Film "Istirahatlah Kata-kata"
18 Januari 2017 16:15
KontraS Minta Hakim Gunakan Nurani Kasus Kancil
22 Juni 2016 20:28
KontraS Protes Penahanan Pemimpin Syiah Sampang
13 April 2012 19:26
Kontras Surabaya Kutuk Pengusiran Pengungsi Syiah Sampang
13 Januari 2012 11:15
Ansor Jatim: Waspadai Desain Konflik Sunni-Syiah
1 Januari 2012 10:45
Wapres: Sudomo Berikan Andil Kemajuan TNI AL
19 April 2012 10:43
Menko Polhukam: Sudomo Meninggal
18 April 2012 12:55
