Jakarta (ANTARA) - Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu'ti mengatakan satuan pendidikan anak usia dini (PAUD) berperan penting dalam pembentukan kemampuan dan ketahanan mental, intelektual, dan sosial peserta didik di kemudian hari.
Mu'ti menjelaskan pendidikan PAUD formal maupun nonformal seperti kelompok bermain bahkan penitipan anak terbukti mempengaruhi hal tersebut sehingga pihaknya kini tengah mempersiapkan untuk mengimplementasikan kebijakan wajib belajar 13 tahun.
“Banyak penelitian yang menunjukkan pengalaman belajar di PAUD baik formal di taman kanak-kanak maupun nonformal di kelompok bermain bahkan penitipan anak berperan untuk menumbuhkan kemampuan serta ketahanan mental, intelektual, dan sosial pada pendidikan di jenjang selanjutnya,” kata Mu'ti dalam kegiatan bertajuk Peluncuran Risalah Kebijakan PAUD HI, Modul PAUD ke SD dan Aplikasi Anaking SEAMEO CECCEP di Gedung A Kemendikdasmen, Jakarta, Kamis.
Dengan kebijakan itu, pihaknya akan mewajibkan anak-anak usia dini untuk mengenyam pendidikan jenjang PAUD, yakni taman kanak-kanak sebelum mengikuti jenjang pendidikan sekolah dasar (SD).
Oleh karena itu, Mu'ti pun mengingatkan kepada setiap keluarga yang memiliki anak usia dini agar mempersiapkan diri sebagai orang tua sehingga dapat memberikan fondasi pendidikan yang baik kepada anak sebelum memasuki sekolah formal.
Dalam banyak penelitian yang lain, lanjut dia, pola pengasuhan keluarga (family parenting) ternyata turut memainkan peran penting dalam pembangunan fondasi pendidikan anak, baik pendidikan sains teknologi, agama, maupun budi pekerti.
“Pola pengasuhan juga menjadi bagian yang sangat penting karena tidak jarang karena alasan-alasan yang bersifat pragmatis dan kurangnya pengetahuan orang tua malah memberikan berbagai macam permainan yang tidak edukatif sebagai sarana pembelajaran,” ujarnya.
Oleh karena itu, ia menekankan perlunya kolaborasi multipihak untuk penyediaan dan pembangunan pendidikan yang bermutu sejak usia dini.