Surabaya - Anggota Indonesian Trains Modelling Community (ITMC) atau komunitas pecinta miniatur kereta api kini mulai merancang miniatur kereta api dengan model kereta api khas Indonesia, karena peminatnya juga mulai banyak. "Dulu, kita memang berburu miniatur kereta api (kereta api model) ke luar negeri, tapi sekarang sudah banyak rancangan lokal," kata Presiden ITMC Kunto Wibisono Siswowardojo M.Si di Surabaya, Sabtu. Ia mengemukakan hal itu dalam "gathering" ITMC di Surabaya bertajuk "Train Modelling: Hobiess, Community, and Opportunity" di Gedung Serba Guna Fakultas Bisnis dan Ekonomika (FBE) Universitas Surabaya (Ubaya). Menurut penggagas ITMC itu, perkembangan itu seiring dengan bertambahnya pecinta "karmod" (kereta api model) yang awalnya dibentuk melalui forum di internet pada tahun 2007. "Saat itu hanya beberapa orang saja yang tertarik dengan ITMC, tapi pada awal 2012 sudah tercatat 302 orang anggota ITMC yang tersebar di Pulau Sumatera, Jawa dan Kalimantan, bahkan Papua," katanya. Ia menyatakan perkembangan keanggotaan itulah yang akhirnya mendorong "pasar karmod" mulai terbuka, sehingga banyak anggota yang mulai merancang "karmod" yang menggunakan bahan dari Indonesia sebanyak 40 persen. "Itu pun juga diikuti dengan 'karmod' yang sudah bukan lagi model AS, China, Eropa, dan sebagainya. Model 'karmod' sudah bisa berbentuk kereta api khas Indonesia, seperti miniatur kereta api Argo Bromo atau Argo Anggrek," katanya. Namun, katanya 'karmod' Indonesia masih terkendala mesin dan alat yang masih impor. "Mesin lokomotif dan rel masih beli ke luar negeri, tapi tutup lokomotif dan gerbong sudah bisa dirancang di sini dengan kualitas yang tidak kalah dengan rancangan asing," katanya. Tentang harga miniatur kereta api, ia mengatakan lokomotif saja bisa senilai Rp300 ribu atau Rp500 ribu, namun ada pula yang harganya mencapai Rp13 juta atau Rp15 juta. "Tapi, ada pula 'karmod' yang harganya hanya Rp2,2 juta dan bentuknya juga sudah lengkap, mulai dari rel, lokomotif, gerbong, jembatan, dan sebagainya," katanya. Senada dengan itu, Presiden ITMC Jatim Ari Prasetyo mengatakan miniatur kereta api yang bukan kereta api mainan saat ini memang sudah bukan sekadar hobi, melainkan juga sudah bisa menjadi peluang bisnis. "Bahkan, peluang bisnis miniatur kereta api itu sudah bersifat spesialis, yakni ada yang ahli merancang lokomotif, gerbong, jembatan, pohon-pohonan, rambu-rambu kereta, dan sebagainya," katanya. Meski "kereta api model" itu berawal dari Jerman, katanya, sekarang sudah ada lokomotif dan gerbong yang rancangan orang Indonesia. "Untuk model klasik, kereta api uap masih banyak diminati," kata dosen FE Unair itu. Hal itu dibenarkan kolektor miniatur kereta api asal Malang, Iwan. "Saya sudah tiga kali merancang miniatur kereta api secara lengkap, bahkan salah satu pembeli rancangan saya itu ada kelas 3 SD yang setiap hari nongkrong di stasiun kereta api, tapi sekarang tidak lagi," katanya. Namun, ia mengaku mesin masih harus pesan ke luar negeri lewat jaringan ITMC. "Itu pun yang beli antre, tapi saya tidak buru-buru merancang, karena saya kerja di desain grafis atau percetakan, sehingga satu miniatur bisa selesai dalam 1-2 bulan," katanya. (*)
Berita Terkait

Daop 8 Surabaya hadirkan miniatur lokomotif terbesar di Indonesia
4 Agustus 2023 22:43

Di Jombang, limbah kayu diubah jadi miniatur kereta api
25 September 2019 19:26

Kerajinan miniatur kereta api di Jombang
24 September 2019 22:55

Kerajinan Miniatur Kereta Api
21 November 2016 17:36

Miniatur Kereta Api Dari Masa ke Masa Dipamerkan
21 September 2015 19:45