Pasuruan, Jawa Timur (ANTARA) - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mengajak Generasi-Z (Gen-Z) untuk meningkatkan kemampuan berpikir secara kritis dan menguasai problem solving dengan melakukan pengamatan langsung ke salah satu pabrik industri pengolahan susu di Pasuruan, Jawa Timur.
“Kesempatan ini baik untuk melatih berpikir secara kritis dan problem solving sebagai modal utama berwirausaha,” ujar Wakil Menteri (Wamen) Perindustrian Faisol Riza dalam keterangan yang diterima di Pasuruan, Jawa Timur, Jumat.
Saat berkunjung ke pabrik PT. Nestle indonesia di Pasuruan, Faisol mengharapkan mahasiswa yang turut serta dapat mempelajari tentang alur dan proses dalam suatu industri.
Pengamatan dilakukan mulai awal hingga produk sampai ke konsumen, untuk mengasah cara berpikir yang kritis saat menemui kendala dan mencari jalan keluarnya.
Melalui kunjungan manufaktur tersebut, Faisol juga menjelaskan bahwa generasi penerus bangsa ini dapat belajar banyak untuk membangun ekosistem manufaktur yang canggih dan berkelanjutan.
Dalam kunjungan tersebut, Faisol juga menyampaikan apresiasi kepada PT Nestle Indonesia yang telah melakukan kemitraan dalam pemenuhan bahan baku sejak tahun 1975 hingga sekarang.
Faisol menjelaskan setiap tahunnya Nestle melakukan pembelian bahan baku susu segar senilai Rp1,8 triliun per tahun dari 26.000 peternak di Jawa Timur dan Jawa Tengah serta pembelian biji kopi senilai Rp1,2 triliun dari 11.000 petani kopi di seluruh Indonesia.
"PT Nestle tidak hanya memberikan kontribusi pada perekonomian melalui penciptaan lapangan kerja, tetapi juga menunjukkan komitmen dalam menerapkan prinsip-prinsip keberlanjutan dan inovasi di sektor industri," ujar Faisol.
Sebagai salah satu upaya untuk menurunkan impor bahan baku susu yang saat ini mencapai 80 persen dari total kebutuhan bahan baku industri pengolahan susu nasional, Faisol berharap PT Nestle tetap berkomitmen untuk terus berkolaborasi serta berinovasi dalam mengembangkan program kemitraan dengan peternak sapi perah.
Sehingga diharapkan dapat meningkatkan produktivitas peternak untuk memproduksi susu segar sebagai bahan baku industri.
"Selain itu, untuk mendukung program kerja dari pemerintah saat ini yang diharapkan dapat mendorong peningkatan gizi serta konsumsi susu masyarakat di Indonesia," kata Faisol.
Terlebih, Faisol menjelaskan industri pengolahan susu merupakan salah satu industri makanan minuman yang berkontribusi besar dalam Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia.
Ia menyebutkan industri makanan dan minuman pada triwulan III-2024 berkontribusi sebesar 40,17 persen terhadap PDB industri pengolahan non-migas sehingga menjadikannya sebagai subsektor dengan kontribusi PDB terbesar.
Selain itu, Faisol mengatakan hingga Oktober 2024 nilai ekspor yang dihasilkan dari industri makanan dan minuman mencapai nilai 33,38 miliar dolar Amerika Serikat (AS) atau setara dengan Rp529 triliun.
Industri makanan dan minuman pun turut berhasil menarik investasi sebesar Rp26,09 triliun sampai triwulan II-2024 dengan nilai investasi Penanaman Modal Asing (PMA) sebesar 895,7 juta dolar AS atau setara dengan Rp14 triliun dan investasi Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) sebesar Rp16,79 triliun.
"Oleh karena itu kita harus pertahankan industri makanan dan minuman ini sebagai salah satu subsektor industri dengan pendapatan PDB terbesar," ujar Faisol
Kunjungan ke pabrik PT Nestle Indonesia di Pasuruan ini sendiri merupakan salah satu kegiatan dalam rangkaian acara Industrial Festival 2024 yang digelar di Jawa Timur.
Kegiatan ini merupakan upaya Kemenperin untuk meningkatkan kepedulian dan keikutsertaan masyarakat khususnya generasi muda dalam geliat perindustrian nasional guna mencetak generasi Indonesia Emas 2045.