Surabaya (ANTARA) - Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI Mochammad Afifuddin menyebut Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Serentak 2024 di Jawa Timur sebagai fenomena politik yang menarik sehingga pantas ditunjuk sebagai tuan rumah Election Visit Program (EVP).
"Kenapa diselenggarakan di Jatim, ya karena menarik. Calonnya (gubernur) ketiganya perempuan, di pilkada juga ada calon tunggal, yang pasti menarik banyak orang," katanya usai pembukaan EVP, di Surabaya, Senin malam.
Menurutnya, Election Visit Program ini merupakan aktivitas rutin ketika pemilu atau pilkada diselenggarakan. KPU biasa mengundang penyelenggara pemilu dari negara lain, pemantau, kampus dan juga para peneliti atau pemantau pemilu.
"Sama seperti ketika ada Pemilu di negara lain, kita diundang. Ini kegiatan rutin, kita saling tukar pikiran saling tukar pengalaman," ujar Afifuddin.
Dalam program ini, para tamu akan diajak untuk memantau beberapa Tempat Pemungutan Suara (TPS) untuk melihat kesiapan hingga proses pencoblosan pada 27 November.
Sebanyak 36 negara dari berbagai benua hadir di Jawa Timur untuk mempelajari skema Pilkada Serentak 2024 melalui Election Visit Program (EVP).
Sementara itu, Komisioner KPU Jawa Timur Divisi Sosialisasi, Pendidikan Pemilih, dan Partisipasi Masyarakat, Nur Salam, menyebut bahwa Pilkada di Jawa Timur mencerminkan tantangan besar dalam penyelenggaraan pemilu yang jarang ditemui di daerah lain.
Salah satu aspek yang menjadi sorotan adalah keberadaan tiga pasangan calon gubernur yang semuanya perempuan. Hal ini, menurut Salam, sangat langka di dunia politik internasional.
“Yang menarik, paslon Pilgub Jatim semuanya perempuan. Ini jarang terjadi di luar negeri. Jawa Timur justru menunjukkan bahwa kepemimpinan perempuan bisa terwujud dengan baik,” katanya.
Selain itu, lanjut Salam Jawa Timur juga menghadirkan fenomena politik unik berupa pasangan calon tunggal alias bumbung kosong yang mencerminkan realitas baru dalam demokrasi Indonesia.
Ditambah lagi, Jawa Timur menghadapi tantangan geografis yang luas, dengan penyelenggaraan Pilkada di wilayah kepulauan serta keberagaman budaya masyarakat yang menjadi cerminan miniatur Indonesia.
“Dengan Daftar Pemilih Tetap (DPT) sebanyak 31 juta orang dan pelaksanaan serentak dalam satu hari, ini menjadi pembelajaran berharga bagi negara lain. Mereka ingin melihat bagaimana kami melakukannya,” tutur Salam.(*)