Nganjuk (ANTARA) - Menteri Pekerjaan Umum (PU) Dody Hanggodo meninjau lokasi daerah irigasi (DI) Mrican di Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur, yang dimanfaatkan sebagai sarana irigasi pertanian dalam upaya mewujudkan visi Presiden Prabowo Subianto untuk swasembada pangan.
Menteri Dody mengatakan irigasi memiliki peran vital dalam mendukung swasembada pangan. Irigasi tak terlepas dari air yang merupakan salah satu faktor penting dalam mendukung swasembada pangan.
"Air merupakan salah satu faktor penting untuk mendukung swasembada pangan, masih ada faktor-faktor lain seperti benih, pupuk, peralatan dan sebagainya yang telah kita diskusikan dengan Kementerian Pertanian," kata Menteri Dody saat melakukan tinjauan ke DI Mrican, Kabupaten Nganjuk, Kamis.
Kementerian Pekerjaan Umum (PU) melalui Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Brantas Ditjen Sumber Daya Air telah menuntaskan rehabilitasi Daerah Irigasi (DI) Mrican di Kabupaten Nganjuk.
Menteri Dody mengatakan Kementerian PU telah merehabilitasi kurang lebih 80 kilometer jaringan irigasi dan akan dilanjutkan sepanjang 28 kilometer lagi di 2025 pada jaringan irigasi yang mengalami kerusakan karena usia.
Pihaknya berharap dengan usaha itu, akan bisa meningkatkan indeks pertanian di Indonesia. Dengan itu pula, mampu terjaga kebutuhan air, sehingga cukup untuk pertanian warga sehingga Jawa Timur tetap terjaga sebagai lumbung pangan nasional.
“Harapannya apapun yang kami kerjakan di sini bisa bermanfaat untuk meningkatkan indeks pertanian (IP) khususnya untuk 31 ribu ha lahan beririgasi di tiga kabupaten ini. Kita jaga agar Jawa Timur tetap menjadi lumbung pangan nasional," kata Menteri Dody.
DI Mrican bersumber dari Sungai Brantas yang melayani 30.341 hektare lahan pertanian di tiga kabupaten yakni Kabupaten Kediri, Kabupaten Nganjuk dan Kabupaten Jombang. DI Mrican memiliki panjang saluran primer 19 kilometer dan saluran sekunder 218 kilometer.
Rehabilitasi jaringan irigasi DI Mrican tersebut dinilai memberi manfaat dalam peningkatan IP dari 233 persen menjadi 260 persen. Peningkatan nilai IP tersebut dapat meningkatkan produksi padi dan palawija dari semula 551.417 ton menjadi 615.315 ton dengan produksi padi dan palawija rata-rata sebesar 7,8 ton per hektare.
Sementara itu, Camat Tanjunganom, Kabupaten Nganjuk Johansyah Setiawan berharap ke depannya akan ada sinergisitas antara pemerintah pusat dengan pemerintah daerah untuk mewujudkan swasembada pangan.
"Melalui dana desa, kami ada proyeksi penganggaran ketahanan pangan sebesar 20 persen. Kami harap desa memiliki kemampuan juga untuk ketahanan pangan. Untuk itu perlu ada sinergitas agar masing-masing desa siap untuk mewujudkan cita-cita swasembada pangan," kata Johansyah.
Turut hadir mendampingi Menteri Dody di antaranya Staf Ahli Menteri (SAM V) Bidang Teknologi, Industri dan Lingkungan Endra S. Atmawidjaja, Direktur Bendungan dan Danau Ditjen SDA Adenan Rasyid dan Kepala Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Brantas Hendra Ahyadi.