Surabaya - Sejumlah wilayah, khususnya di Kelurahan Bendul Merisi, Kecamatan Wonokromo, Surabaya, diserang dan dipenuhi ulat bulu sejak awal Maret 2012. Hariyanto, salah seorang warga di Surabaya, Rabu menjelaskan, ia dan warga setempat tidak menyangka pohon di sekitar rumahnya bakal menjadi sasaran ribuan ulat bulu dan membuat panik warga. "Yang pasti kami tidak menyangka dan sangat kaget ketika banyak ulat bulu berkeliaran di sekitar pohon. Kebetulan di kawasan ini memang banyak pohon sono dan mangga," ujarnya. Ia mengaku selama ini di wilayahnya tidak pernah ada serangan ulat bulu. Karena itulah pihaknya berharap pemerintah segera melakukan langkah dengan membasmi ulat-ulat yang bertengger di batang dan ranting pohon. "Sekarang sudah banyak juga yang menempel di dinding-dinding rumah warga. Kami khawatir banyak warga yang terserang gatal-gatal," kata dia. Tubuh Hariyanto sendiri dipenuhi luka bekas gatal-gatal. Ia mengaku sudah memberi salep dan dioleskan ke kulit, namun tidak bisa teratasi. Namun dengan menggunakan minyak tiner jenis A, rasa gatalnya berangsur-angsur hilang. Serangan ulat bulu juga banyak di pohon cemara yang berada di halaman Balai Pelatihan Kesehatan Bendul Merisi, Surabaya. Mengantisipasi semakin banyaknya ulat, petugas memangkas ranting dan melakukan pembakaran terhadap daunnya. "Ulatnya sudah masuk ke dinding dan halaman. Kami khawatir serangan semakin banyak dan berdampak penyakit gatal-gatal. Semoga dengan memangkas pohon bisa mengurangi ancaman ulat bulu," papar salah seorang staf TU Bapelkes, Nur Affandi. Sementara itu, berdasarkan catatan dari Dinas Pertanian Kota Surabaya, terdapat beberapa kecamatan yang dinyatakan terkena serangan ulat bulu, diantaranya Kecamatan Wiyung, Gayungan, Genteng, Jambangan, Semampir, Rungkut dan Mulyorejo. "Kami sudah melakukan penyemprotan inang dari ulat bulu tersebut. Termasuk pohon yang dihinggapi diberi suntikkan pestisida," kata Satgas Ulat Bulu Dinas Pertanian Kota Surabaya Teguh Riyanto ketika dikonfirmasi wartawan. Ia menjelaskan, berkembangnya ulat bulu ini karena beberapa predator alami banya dibunuh oleh manusia. Semisal, burung yang selama ini menjadi pemakan ulat. Termasuk semut rang-rang yang notabene memakan larva kupu-kupu. (*)
Berita Terkait
Dewas ANTARA harap kinerja Biro Jatim terus tumbuh
17 Desember 2025 19:30
Konjen RRT-ANTARA Jatim masifkan penyebaran informasi positif dua negara
16 Desember 2025 19:45
DPR nilai pemberitaan ANTARA masih menjadi tolok ukur
16 Desember 2025 19:02
Ketua Fraksi PKS DPRD Jatim: ANTARA miliki karakter yang berbeda
16 Desember 2025 18:16
Kadis Kominfo Jatim apresiasi peran ANTARA jaga kualitas informasi
16 Desember 2025 17:02
Wagub Jatim: ANTARA berkontribusi cerdaskan masyarakat
16 Desember 2025 15:35
Kepala Biro ANTARA Jatim perkuat soliditas tingkatkan kinerja songsong 2026
15 Desember 2025 20:23
88 Tahun ANTARA dan saksi sejarah heroisme di Jatim
12 Desember 2025 19:22
