Madura Raya (ANTARA) - Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Sumenep bekerja sama dengan Rabithah Ma'ahid Islamiyah Nahdlatul Ulama (RMI NU) Sumenep menggelar halaqah pesantren ramah anak di Pondok Pesantren (Ponpes) Nasy'atul Muta'allimin, Gapura, Jumat.
Kepala Kantor Kemenag Sumenep Abdul Wasid mengatakan, kegiatan tersebut bertujuan untuk membahas pentingnya pesantren sebagai lingkungan yang ramah anak, yang memberikan perlindungan dan kenyamanan bagi para santri dalam menimba ilmu.
“Pesantren harus berperan sebagai pelindung serta pembentuk karakter anak yang kuat, bukan hanya dalam aspek keilmuan, tetapi juga dalam aspek moral dan sosial,” katanya.
Acara yang digelar di Aula Pondok Pesantren Nasy'atul Muta'allimin itu diikuti oleh perwakilan pengurus pesantren, santri, ustadz, dan pengasuh pesantren di wilayah itu.
Menurut Abdul Wasid, halaqah pesantren ramah anak itu penting digelar, sebagai upaya menjadikan pesantren sebagai pusat percontohan dalam hal pendidikan ramah anak.
"Pola pendidikan yang manusiawi dan memperhatikan hak-hak anak adalah cita-cita ideal yang hendak kami wujudkan, apalagi Sumenep dan Pulau Madura pada umumnya dikenal sebagai kota santri," katanya.
Sementara itu, Sekretaris RMI NU Sumenep Zamzami Sabiq menekankan pentingnya kolaborasi antara lembaga pendidikan, pemerintah, dan masyarakat untuk menciptakan lingkungan yang ramah anak di pesantren.
"Saya harap kegiatan ini menjadi langkah awal dalam membangun pesantren yang lebih inklusif dan memperhatikan hak-hak anak,” ujarnya.
Acara diakhiri dengan diskusi interaktif yang melibatkan peserta halaqah, membahas berbagai tantangan dan solusi dalam mewujudkan pesantren yang ramah anak di Kabupaten Sumenep.
Pola pendidikan yang menekankan pada psikologi dan kejiwaan anak, merupakan pembahasan utama yang digelar pada halaqah itu dan diharapkan menjadi model pendidikan yang menjadi percontohan di masa-masa yang akan datang.