Surabaya (ANTARA) - Sygma Research and Consulting menilai R.M Margono Djojohadikoesoemo yang juga kakek dari Presiden RI Prabowo Subianto layak memperoleh gelar pahlawan nasional.
"Jawa Timur ingin menjadi inisiator agar R.M Margono Djojohadikoesoemo dapat meraih kehormatannya, saya berpikir beliau sangat berhak untuk itu," kata Komisaris Sygma Research and Consulting, Yuristiarso Hidayat dalam Forum Discussion Group (FGD) Kajian Historis Usulan Gelar Pahlawan Nasional di Aula PWI Jawa Timur, Surabaya, Jumat.
Sementara itu, terkait wilayah asal ide pengusulan juga menjadi pertimbangan karena idenya berasal dari Jawa Timur sedangkan daerah asal R.M Margono Djojohadikoesoemo di Kabupaten Banyumas.
"Dasar pertimbangannya lahirnya Hari Pahlawan Nasional di Surabaya," ujarnya.
Selanjutnya, menurut Yuris, akan dilakukan kajian mendalam bersama akademisi serta praktisi melalui roadshow di sejumlah kota.
"Apalagi usulan ini telah mendapatkan dukungan dari Pemkab Banyumas sebagai syarat mendapat gelar Pahlawan Nasional berbekal berbagai dokumen penting dengan melibatkan peneliti, sejarawan, dan berbagai pihak penyusun kajian," katanya.
Acara ini menghadirkan empat narasumber yaitu Ketua PWI Jatim Luthfil Hakim, Guru besar ekonomi dan perbankan Universitas Negeri Surabaya, Prof Drs Ec Abdul Mongid, M.A., Ph.D kemudian Dekan Fakulta Ilmu Budaya Universitas Airlangga Surabaya dan guru besar sejarah, Prof Dr Purnawan Basundoro, S.S., M.Hum.
Kajian historis mendalam tersebut membedah peran R.M Margono Djojohadikoesoemo dalam sejarah Bangsa Indonesia dan para pakar sepakat jika kakek Presiden Prabowo Subianto ini merupakan tokoh nasional, negarawan, politikus dan ekonom.
Keluarganya tercatat sebagai pejuang karena kedua kakak Prof Soemitro gugur dalam peristiwa Pertempuran Lengkong, yaitu Kapten Anumerta Soebianto Djojohadikoesoemo dan Taruna Soejono Djojohadikoesoemo.
Nama mereka kemudian diabadikan dalam nama cucu-cucunya seperti mantan Danjen Kopassus dan Pangkostrad yang kini menjabat sebagai Presiden RI Prabowo Subianto serta adiknya Hashim Sujono.
"Cucu adalah bentuk dari keberhasilan seorang eyang," kata Prof Drs Ec Abdul Mongid.
Lanjutnya, ayah Margono, adalah priyayi yang menjadi pegawai pemerintah kolonial Belanda. Cucu buyut Raden Tumenggung Banyakwide atau dikenal sebagai Panglima Banyakwide, pengikut setia Pangeran Diponegoro.