Surabaya (ANTARA) - Calon Gubernur Jawa Timur nomor urut 2 Khofifah Indar Parawansa berbagi kisah sukses program One Pesantren One Product (OPOP) ke para santri Pondok Pesantren Nurul Wafa Besuki, Kabupaten Situbondo.
"Itulah mengapa lima tahun yang lalu, ketika kami dilantik di periode pertama kami menggagas program OPOP. Program ini mendorong terwujudnya kemandirian ekonomi di tiga pilar, santripreneur, pesantrenpreneur dan sociopreneur," katanya dalam keterangan diterima di Surabaya, Rabu.
Masing-masing memiliki peran dalam pengembangan ekonomi berbasis pesantren yang dampaknya tidak hanya dirasakan oleh pesantren saja, melainkan juga berdampak bagi masyarakat sekitar pondok pesantren.
"Dalam pelaksanaannya kita juga melibatkan pentahelix yang melibatkan perguruan tinggi, pelaku usaha, komunitas, lembaga keuangan, pemerintah dan media. Program OPOP diharapkan mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat, baik di dalam maupun di sekitar pesantren," ujarnya.
Lebih lanjut Khofifah menegaskan, sejak dicetuskan tahun 2019, program OPOP Jatim telah berhasil menghasilkan sebanyak 1.210 pesantrenpreneur.
Tidak hanya itu kegiatan pengenalan entrepreneurship, laboratorium kewirausahaan, dan vokasional skill, telah menyasar lebih dari 500 ribu santri binaan, dan telah membentuk sebanyak 1.783 sociopreneur di Jawa Timur.
“Bahkan kini sekitar seribu produk pesantren OPOP Jatim telah berhasil tembus ekspor. Dan saat ini Malaysia dan juga Thailand sedang belajar mengenai OPOP untuk direplikasi,” ujarnya bangga.
Tidak sampai di sana, di hadapan para santri, Khofifah juga menegaskan bahwa ia telah menginisiasi kerja sama antara Pemprov Jatim khususnya OPOP dengan Islamic Development Bank (IsDB) di Jeddah, Arab Saudi, yang kemudian dilanjutkan dengan kerja sama dengan Serunai Commerce.
Kerja sama tersebut membuka pintu bagi program OPOP dari berbagai pesantren di Jatim untuk bisa menembus pasar negara-negara OKI.
“Ketika kita mandiri secara ekonomi, maka energi kita makin produktif," katanya.
Untuk itu, ke depan ia berkomitmen untuk semakin mengembangkan program OPOP. Sehingga sebanyak 6.000 pesantren di Jatim bisa semakin berdaya dan maju secara ekonomi.