Tanaman Padi Bojonegoro Diserang Hama Busuk Leher
Jumat, 2 Maret 2012 14:01 WIB
Bojonegoro - Seribuan hektare tanaman padi di Bojonegoro, Jawa Timur, diserang hama bakteri busuk leher (pricularia oryzae) sehingga diperkirakan akan berdampak terhadap penurunan produktivitas.
"Serangan hama bakteri busuk leher tersebut terjadi cukup merata di areal tanaman padi Bojonegoro, " kata Kepala Dinas Pertanian Bojonegoro, Subekti, Jumat.
Ia menjelaskan, serangan hama bakteri busuk leher itu telah menyerang tanaman padi sekitar 1.060,90 hektare di sejumlah desa di 17 kecamatan. Serangan terparah di Kecamatan Padangan seluas 202 hektare, kemudian Kedungadem 192 hektare, Kepohbaru 98 hektare, Sumberrejo 82 hektare dan Temayang 78 hektare.
Daerah lainnya, Kecamatan Ngraho sekitar 51 hektare, Bubulan 48,5 hektare, Baureno 41 hektare, Ngambon 35,75 hektare, Balen 19 hektare, Kapas 17 hektare, dan kecamatan lainnya.
"Kalau perhitungan kami, akibat serangan hama bakteri itu, mengakibatkan penurunan produksi berkisar 10 persen, " katanya tanpa menjelaskan penyebab terjadinya serangan hama busuk leher itu.
Ia memperkirakan, serangan hama busuk leher tersebut mengurangi produksi sebanyak 6.360 ton gabah kering panen (GKP). "Tapi, berkurangnya produksi tanaman padi tidak mempengaruhi target produksi tanaman padi di Bojonegoro, " katanya.
Ia menyebutkan, target tanaman padi pada musim hujan ini seluas 11.329 hektare dengan produksi 76.639 ton GKP.
Secara terpisah, Direktur UD Sembilan Jaya di Desa Sumberrejo, Kecamatan Sumberrejo, Hartono, menjelaskan, sudah lebih dari sebulan ini dirinya melakukan pembelian gabah di tingkat petani di wilayah Bojonegoro dan selalu menemukan gabah petani yang diserang hama tersebut.
"Serangan hama itu, terjadi secara merata di Bojonegoro, " jelasnya.
Para petani, lanjutnya, menamai hama itu, dengan sebutan hama potong leher, sebab serangan hama itu, persis di dekat leher buah padi. Tanaman padi yang diserang hama bakteri itu, menjadi kosong tidak berbuah dan bulirnya berubah menjadi putih.
"Serangan hama itu sulit ditanggulangi dengan obat insektisida. Pemecahannya, agar tidak berkembang petani terpaksa memanen tanaman padinya lebih cepat, " katanya mengungkapkan.
Ia mengambarkan, dalam pembelian gabah yang biasa dilakukan dengan mempergunakan truk, dalam kondisi tanaman padi normal bisa mengangkut 160 sak gabah.
"Karena ada serangan hama itu, truk saya bisa mengangkut 205 sak gabah, " katanya, menambahkan. (*)