Jember, Jawa Timur (ANTARA) - Sarapan pagi bergizi dengan menggunakan beras fortifikasi yang diikuti oleh sekitar 1.000 pelajar sekolah dasar (SD) negeri dan swasta secara daring dan luring se-Kabupaten Jember yang digelar di Universitas Jember (Unej), Jawa Timur meraih rekor Museum Rekor Indonesia (MURI).
Keluarga Alumni Unej (Kauje) dan Badan Pangan Nasional (Bapanas) menggelar kegiatan sosialisasi sarapan pagi bergizi (Sarazi) di Gedung Auditorium Universitas Jember, Kamis.
"Hari ini kegiatan sarapan bergizi dengan bahan beras fortifikasi yang dilakukan pelajar terbanyak tercatat sebagai rekor baru di MURI, karena sebelumnya tidak pernah ada," kata Senior Customer Relation Manajer MURI Andre Purwandono di kampus Unej.
Baca juga: Dokter ingatkan sarapan tidak boleh hanya asal kenyang
Menurutnya, siswa yang hadir dalam kegiatan sarapan pagi di Gedung Auditorium sebanyak 675 orang, sedangkan sisanya mengikuti secara daring di masing-masing sekolah dengan total peserta sebanyak 1.000 pelajar.
"Kami memberikan penghargaan rekor MURI kepada Unej, Bapanas dan panitia yang menyelenggarakan kegiatan itu. Kami berharap kegiatan itu mampu menjadikan anak-anak Indonesia menjadi Generasi Emas pada tahun 2045," tuturnya.
Sementara itu, Rektor Unej Iwan Taruna memberikan dukungan bagi kegiatan Sarazi yang dimotori Kauje dan Bapanas, sehingga tercatat dalam rekor MURI dengan melibatkan para pelajar yang duduk di bangku sekolah dasar.
Menurutnya, makanan yang bergizi dihasilkan dari pertanian serta perkebunan yang baik, dan tata kelola pertanian dan perkebunan yang baik dari hulu hingga hilir, yang menjadi visi dan misi Universitas Jember.
"Unej dengan sumber daya dosen dan dukungan sarana dan prasarana yang ada bertekad turut serta mewujudkan Generasi Emas 2045, dalam berbagai cara melalui Tri Dharma Perguruan Tinggi," katanya.
Direktur Penganekaragaman dan Konsumsi Pangan Bapanas, Rinna Syawal yang hadir dalam kegiatan itu mengatakan pihaknya juga mengajak guru dan siswa yang hadir untuk mempopulerkan istilah B2SA, yakni Beragam, Bergizi, Seimbang dan Aman sebagai panduan dalam mengkonsumsi makanan.
"Istilah tersebut menyempurnakan istilah sebelumnya, yakni Empat Sehat Lima Sempurna. Kami berusaha untuk mensosialisasikan beras fortifikasi yang kaya gizi agar dikonsumsi oleh masyarakat secara luas," ujarnya.