Surabaya (ANTARA) - Ketua Badan Pelaksana Pengelola (BPP) Masjid Nasional Al-Akbar Surabaya (MAS) DR KHM Sudjak MAg mengharapkan masjid di Jawa Timur jangan dikelola secara tradisional lagi, melainkan sudah waktunya dikelola dengan manajemen berbasis digital.
"Ada empat tantangan yang sekarang dihadapi masjid dan kita diskusikan dalam pelatihan ini," katanya saat membuka Pelatihan Manajemen Masjid Berbasis Digital yang diselenggarakan Remaja Masjid dan GenZI (Remas GenZI) MAS di Surabaya, Jumat.
Ia menyampaikan pesan itu dalam pembukaan pelatihan yang juga dihadiri Sekretaris Dewan Masjid Indonesia (DMI) Jatim H Suhadi, Bendahara BPP MAS H Soedarto, Kepala Bidang Imarah BPP MAS HM Ghofirin, Sekretaris MAS Helmy M Noor, Kasi Usaha dan BUMM MAS Agoes Soeroso, dan 75-an peserta dari takmir masjid se-Malang Raya.
"Empat tantangan adalah manajemen digital, dakwah digital, fasilitas digital, dan upaya menarik GenZI -Generasi Z Islami- dari kafe ke masjid," katanya di hadapan peserta pelaihan yang untuk sesi ke-12 berlangsung pada 27-28 September 2024.
Menurut Sudjak, MAS selalu mencari inovasi yang baru dalam manajemen masjid.
"Di MAS ada Remas dan GenZI, kalau remas -remaja masjid- itu sudah biasa ada di masjid, tapi kalau Masjid Al-Akbar merangkul remaja dan GenZI. Jadi, ada yang wow di masjid," katanya.
Bahkan, katanya, Remas dan GenZI itu bukan sekadar nama komunitas remaja, tapi juga menjadi "merek" dari kegiatan untuk anak-anak muda, seperti Majelis Subuh GenZI (MSG) yang menjadi kegiatan rutin (sebulan sekali) dengan mengundang pendakwah yang juga GenZI.
"Inovasi MSG itu mengundang ribuan anak muda untuk datang ke masjid pada jam 3 pagi untuk sholat berjamaah, melakukan khotmil Quran, istitghotsah, dan mendengarkan tausiyah dari pendakwah yang juga muda, sehingga kegiatan bulanan itu mampu menggaet anak muda ke masjid," katanya.
Selain itu, manajemen digital juga penting untuk masjid yang ada 52.000 masjid, sehingga jamaah masjid juga bertambah, termasuk jamaah di luar masjid yang mengikuti dari YouTube, Instagram, dan akun medsos lainnya yang mungkin saja jamaah Indonesia yang ada di luar negeri. "Untuk fasilitas bisa sinergi dengan DMI atau pemda," katanya.
Pada kesempatan itu, peserta dari Masjid Manarul Islam, Malang, Halim, mengapresiasi "sharing" ilmu baru dari Masjid Al-Akbar Surabaya terkait manajemen masjid berbasis digital, sehingga pengelolaan masjid ke depan bisa menjadi lebih baik dengan cara-cara baru dan kekinian.
"Sebagai pengurus remaja masjid, saya senang kalau inovasi baru bisa mengundang anak-anak muda aktif datang ke masjid. Selain itu, manajemen digital juga bisa memudahkan dakwah dan mencari donasi, karena semuanya bisa dilakukan tanpa harus ke masjid. Terima kasih, kami bisa belajar banyak tentang medsos dan website masjid," katanya.
Selama pelatihan, peserta mendapat materi antara lain Optimalisasi Medsos Untuk Dakwah, Konsep Masjid Ramah GenZI, Cara Membuat Website Masjid Tanpa Ribet, dan E-Masjid: Aplikasi Manajemen Masjid Berbasis Digital.
"MAS bukan hanya omdo -omong doang-, nanti peserta diajak praktik di Studio Digital MAS agar dapat mengambil spirit dari MAS," kata Kabid Imarah MAS HM Ghofirin yang juga Pembina GenZI.