BPBD Tulungagung Kesulitan Evakuasi Longsor di Pagerwojo
Jumat, 17 Februari 2012 16:29 WIB
Tulungagung - Tim dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Tulungagung hingga Jumat siang masih kesulitan mengevakuasi material longsoran yang menutup satu-satunya akses jalan menuju Desa Mulyosari, Kecamatan Pagerwojo.
Sebagaimana keterangan yang disampaikan Kepala BPBD Tulungagung Agus Purwanto, proses normalisasi area yang mengalami kelongsoran parah akibat ambrolnya tebing salah satu bukit di desa terpencil itu, diperkirakan membutuhkan waktu hingga tiga hari.
"Materialnya terlalu banyak, sementara medannya sangat sulit, sehingga proses evakuasi akan butuh waktu lama," kata Agus saat dikonfirmasi wartawan melalui saluran telepon seluler.
Bencana alam yang melanda kawasan Pagerwojo itu sendiri dilaporkan terjadi pada Jumat dini hari, sekitar pukul 04.00 WIB. Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut, namun karena runtuhan bukit menimpa satu-satunya akses jalan menuju desa, puluhan keluarga "terisolasi".
Sebagian warga memang berhasil keluar kampung, namun mereka harus mengambil jalan memutar dengan medan sangat sulit dan jarak tempuh lebih jauh.
"Untuk menuju ke Kota Tulungagung, masyarakat terpaksa melakukan jalan memutar sejauh lima kilometer," terang Agus.
Menurut Agus, sebagian kawasan perbukitan di sepanjang desa memang dalam kondisi labil, sebab, jumlah pepohonan yang berfungsi sebagai penahan air telah habis.
Kondisi itu membuat gerusan air hujan yang turun dengan deras ditambah luapan sungai, dengan mudah meruntuhkan tanah perbukitan. "Sungai ini berada di atas perbukitan. Hujan deras membuat debit air meningkat tajam," terangnya.
Hasil pantauan BPBD, lanjut Agus, selain wilayah Kecamatan Pagerwojo, masih ada empat kecamatan lain yang rawan menjadi ancaman banjir dan longsor, yakni Kecamatan Sendang, Kecamatan Bandung, Kecamatan Besuki dan Kecamatan Kalidawir.
Agus menambahkan, secara geografis semua daerah rawan bencana tersebut berada di dataran tinggi. "Kami mengimbau kepada masyarakat untuk terus mewaspadai, sebab cuaca ekstrem sampai saat ini belum sepenuhnya berlalu," paparnya.(*)