Bojonegoro (ANTARA) - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Bojonegoro terus berupaya mempermudah akses layanan kesehatan kepada masyarakat, untuk meningkatkan derajat kesehatan sebagai tolak ukur Angka Harapan Hidup (AHH) di wilayah setempat.
"Sehingga untuk mencapai itu (AHH), Dinkes berupaya mempermudah akses dan mengubah perilaku masyarakat menuju kehidupan yang sehat. Hal itu yang mendasari program kegiatan yang terus kami lakukan," kata Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bojonegoro, dr. Ani Pujiningrum, di Bojonegoro, Jawa Timur, Rabu.
Sebagai informasi, Angka Harapan Hidup Bojonegoro 2023 tercatat 74,63 tahun, Jawa Timur 74,16 tahun dan Indonesia 74,18 tahun. Angka Harapan Hidup Bojonegoro lebih tinggi dibanding Jawa Timur dan nasional.
Ani menjelaskan, selain mempermudah akses kesehatan tersebut, pemerintah daerah juga mempermudah akses pembiayaan dan akses terhadap tenaga kesehatan, salah satunya dengan pembangunan rumah sakit di Kecamatan Temayang dan rumah sakit onkologi.
"Merupakan upaya Dinkes Bojonegoro dalam mencapai akses fasilitas kesehatan," jelasnya.
Pasalnya sesuai data Dinkes Kabupaten Bojonegoro, akses masyarakat ke fasilitas kesehatan jaraknya jauh. Selain itu, rumah sakit onkologi tersebut dibutuhkan karena banyak penderita kanker yang berobat di luar Bojonegoro.
"Sesuai studi kasus, rumah sakit onkologi sangat dibutuhkan ada di Bojonegoro," katanya.
Selain itu terkait ideal jumlah rumah sakit, lanjut Ani, sesuai standar Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO, idealnya, rasio satu tempat tidur diperuntukkan 1.000 penduduk. Rumah sakit di Bojonegoro saat ini memiliki 1.456 tempat tidur dengan jumlah penduduk 1.363.058 jiwa.
"Jadi rasio tempat tidur rumah sakit di Bojonegoro sebesar 1,07. Bojonegoro memiliki 4 RSUD, 1 rumah sakit vertikal dan 6 rumah sakit swasta," sambungnya.