Surabaya (ANTARA) - Pasangan calon gubernur dan wakil gubernur Jawa Timur Luluk Nur Hamidah-Lukmanul Khakim mengaku bahagia mendapat nomor urut 1 karena dinilai memiliki makna kemenangan.
"Bapak-Ibu sekalian, saya sangat berbahagia sekali dan Mas Lukman, kami berdua telah mendapatkan nomor urut satu," kata Luluk dalam sambutannya pada rapat pleno terbuka pengundian dan penetapan nomor urut pemilihan gubernur Jawa Timur, di Surabaya, Senin.
Luluk mengatakan nomor satu adalah nomor kemenangan yang memiliki filosofi kompleks yakni semua pihak seringkali disatukan dengan seruan satu.
"Insya Allah kita punya tekad yang sama, kita akan punya satu nyali, punya satu jiwa, ada satu barisan, satu gerakan. Nah ini yang akan menjadi modal dasar untuk bisa membangun Jawa Timur," ujarnya.
Dikatakan mantan Ketua Umum Korps Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia Putri ini, semangatnya semakin bertambah setelah mendapat nomor urut 1. Ia pun meyakini mampu memberikan semangat perubahan untuk Jatim yang lebih maju dan masyarakat yang makmur.
Luluk mengatakan, jika ingin perubahan yang lebih makmur maka butuh tekat yang kuat dan mental perubahan bahwa kesejahteraan masyarakat Jatim harus dapat diraih dan diwujudkan bersama.
"Tidak ada cara lain kecuali memang kita benar-benar mau berubah. Kalau kita ingin mengurangi angka kemiskinan, dimana Jawa Timur masih menjadi provinsi dengan jumlah penduduk miskin yang terbesar di Indonesia. Masa iya kemudian ini mau dilanjutkan," kata dia.
Ia menegaskan Jatim memiliki kekuatan agraris maritim. Kesuburan tanah dan kekayaan alam begitu melimpah yang idealnya dapat menampung jutaan pekerja. Namun yang terjadi malah kondisi yang sebaliknya.
"Sekarang angka partisipasi di dunia kerja itu justru disumbangkan lebih banyak oleh mereka yang lulusan SD 42 persen. Sementara yang lulusan SMA sama SMK itu justru penyumbang tingkat pengangguran terbuka," tutur Luluk.
Luluk Nur Hamidah sebut nomor urut 1 miliki filosofi optimisme kemenangan
Senin, 23 September 2024 18:43 WIB
Insya Allah kita punya tekad yang sama, kita akan punya satu nyali, punya satu jiwa, ada satu barisan, satu gerakan. Nah ini yang akan menjadi modal dasar untuk bisa membangun Jawa Timur