Surabaya (ANTARA) - Sebanyak 650 peserta dari 30 negara mengikuti ajang Turnamen Tenis Internasional ITF Junior Widjoyo Soejono ke-41 yang digelar di Surabaya pada 28 September hingga 6 Oktober 2024 di empat tempat sekaligus di Surabaya.
Sekretaris Umum Pengurus Provinsi (Pengprov) Persatuan Tenis Seluruh Indonesia (Pelti) Jawa Timur Didik Utomo Pribadi mengatakan digelarnya di empat tempat sekaligus agar para atlet yang mengikuti turnamen tersebut tidak bertanding hingga larut malam saat babak penyisihan.
"Pertimbangan kami menggelar babak penyisihan di empat venue sekaligus agar atlet tidak bertanding sampai larut malam. Karena di Surabaya belum ada lapangan komunal yang idealnya berjumlah delapan lapangan," kata Didik saat ditemui di Surabaya, Senin.
Adapun empat tempat pertandingan yang disiapkan yakni Lapangan Tenis Kodam V/Brawijaya, Lapangan Marinir Gunung Sari, Lapangan Tenis PDAM Surya Sembada Ngagel dan Lapangan Tenis Kampus Unesa Surabaya.
"Dari 650 peserta yang mengikuti gelaran ini terdiri dari 450 petenis nasional dan kurang lebih 200 petenis mancanegara antara lain Thailand, Filipina, Vietnam, Malaysia, Myanmar, Laos, Brunei Darussalam, Srilanka, Timor Leste, China, China Taipei, Amerika Serikat, Korea, Jepang, Singapura, Kamboja, Polandia, India, Australia, Hong Kong, Inggris, Selandia Baru, Banglades, Makau, Swiss, Jerman, Brasil, Afrika Selatan, Pakistan, dan Saudi Arabia," ujarnya.
Didik menjelaskan, sebanyak 450 atlet dari dalam negeri akan bertanding dalam enam kategori kelompok umur (KU), yakni KU-8, KU-10, KU-12, KU-14 dan KU-16.Sementara atlet mancanegara hanya akan bermain di KU-18.
Selain itu, pihaknya juga bersyukur untuk turnamen ke-41 kali ini untuk jumlah kuota drawing sudah bertambah, yang awalnya dari 32 menjadi 48 besar, sehingga lebih banyak atlet internasional yang bertanding di turnamen tersebut.
"Tentu ini adalah kesempatan bagus bagi atlet-atlet junior Indonesia, khususnya Jawa Timur, untuk bisa merasakan atmosfer bertanding melawan atlet-atlet dari luar negeri. Dengan harapan, dapat melahirkan atlet-atlet muda Tanah Air yang akan berprestasi di kancah internasional," ucap pria yang juga menjabat sebagai direktur turnamen tersebut.
Didik menambahkan, turnamen yang digagas dari nama seorang purnawirawan TNI dengan pangkat bintang empat itu merupakan ajang yang bagus untuk menempa atlet juniornya agar proses regenerasi tenis Indonesia, terutama di Jatim bisa berjalan dengan baik.
“Sudah banyak jebolan dari ajang Widjojo Soejono yang memiliki prestasi nasional dan internasional. Ini membuktikan turnamen ini memang sarana yang tepat untuk mengasah kemampuan atlet tenis, terutama di Jatim,” kata Didik.
Bahkan, nama petenis Indonesia yang kini bersaing di turnamen-turnamen internasional, yakni Aldila Sutjiadi dan Chritopher Rungkat juga jebolan dari ajang tersebut.
"Berkat hal ini pula, tenis Jatim saat ini menjadi yang terkuat di PON XXI 2024 Aceh-Sumut dengan menyapu bersih perolehan medali emas. Prestasi ini sama saat PON XX 2021 di Papua," tuturnya.
Didik juga berharap atlet-atlet KU-16 ke bawah juga turut mengamati dan mempelajari permainan atlet-atlet internasional.
"Karena saya yakin, dari situ mereka bisa banyak belajar dan memacu diri untuk terus berkembang," ucap didik.