Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya, Jawa Timur terus berupaya menghentikan perundungan atau bullying di kalangan pelajar salah satunya Satpol PP Goes To Schoo di SDK Santa Maria.
Ketua TP PKK Kota Surabaya Rini Indriyani di Surabaya, Kamis, mengatakan melalui kegiatan Satpol PP Goes To School, para pelajar diberikan pengertian tentang upaya pencegahan perundungan.
"Dengan demikian, sekolah dan orang tua harus bekerjasama. Intinya, harus sesering mungkin melakukan komunikasi. Sebab, sekolah harus memberikan rasa aman bagi anak-anak," katanya.
Bunda Rini, sapaan akrabnya, mengatakan sekolah berhak memberikan sanksi bagi pelaku perundungan agar hal tersebut tidak terulang kembali. Namun, juga harus mengetahui latar belakang atau alasan mengapa hal tersebut terjadi.
"Sumbernya karena apa? Mungkin karena dia tidak mendapat perhatian dari orang tua, jadi harus diketahui latar belakang tersebut, sehingga kita bisa mengerti dimana sumber masalahnya," ucapnya.
Ia mengatakan perkembangan zaman sangat luar biasa maka orang tua dan sekolah harus ikut serta belajar memahami perkembangan zaman dan teknologi.
"Kita tidak bisa membatasi, tetapi juga tidak melepas anak-anak dengan gawai, sehingga perlu adanya kolaborasi antara pemerintah, sekolah, dan orang tua," ujarnya.
Ia menyampaikan terima kasih kepada Satpol PP Surabaya karena terus melakukan pendekatan dan pendampingan kepada sekolah-sekolah yang ada di Kota Pahlawan baik dari jenjang SD, SMP, hingga SMA/SMK.
"Keterlibatan Satpol dengan anak-anak membawa dampak positif. Anak-anak sejak dini jadi belajar menjaga kedisiplinan, dan kemandirian. Harapannya sekolah bisa membangun ketertiban bagi anak-anak sejak usia dini," katanya.
Kepala Satpol PP Surabaya, Muhamad Fikser menyampaikan bahwa kegiatan ini telah berjalan selama 4 tahun untuk mencegah terjadinya perundungan di kalangan pelajar serta, mengantisipasi kenakalan pelajar, seperti bolos sekolah, tawuran antarpelajar, konsumsi minuman keras, hingga balap liar.
"Dalam implementasinya, kami terlebih dahulu berdiskusi dengan sekolah, kita gali masalahnya apa? Lalu kami menyampaikan materi dan langkah-langkah pencegahan maupun penanganannya, karena sesuai pesan Pak Wali Kota Eri Cahyadi, anak-anak adalah anak kita bersama," kata Fikser.
Fikser menjelaskan guna mengantisipasi hal-hal negatif di kalangan pelajar, pihaknya juga membentuk Duta Trantribum di tiap sekolah yang memiliki peran penting dalam berkomunikasi dengan teman-teman sebaya.
"Biasanya anak-anak lebih suka bercerita dengan temannya, pendekatan antarteman bisa menjadi solusi bagi sekolah, agar pelajar tidak melakukan hal-hal negatif di lingkungan sekolah maupun di masyarakat," tuturnya.
Ketua TP PKK Kota Surabaya Rini Indriyani di Surabaya, Kamis, mengatakan melalui kegiatan Satpol PP Goes To School, para pelajar diberikan pengertian tentang upaya pencegahan perundungan.
"Dengan demikian, sekolah dan orang tua harus bekerjasama. Intinya, harus sesering mungkin melakukan komunikasi. Sebab, sekolah harus memberikan rasa aman bagi anak-anak," katanya.
Bunda Rini, sapaan akrabnya, mengatakan sekolah berhak memberikan sanksi bagi pelaku perundungan agar hal tersebut tidak terulang kembali. Namun, juga harus mengetahui latar belakang atau alasan mengapa hal tersebut terjadi.
"Sumbernya karena apa? Mungkin karena dia tidak mendapat perhatian dari orang tua, jadi harus diketahui latar belakang tersebut, sehingga kita bisa mengerti dimana sumber masalahnya," ucapnya.
Ia mengatakan perkembangan zaman sangat luar biasa maka orang tua dan sekolah harus ikut serta belajar memahami perkembangan zaman dan teknologi.
"Kita tidak bisa membatasi, tetapi juga tidak melepas anak-anak dengan gawai, sehingga perlu adanya kolaborasi antara pemerintah, sekolah, dan orang tua," ujarnya.
Ia menyampaikan terima kasih kepada Satpol PP Surabaya karena terus melakukan pendekatan dan pendampingan kepada sekolah-sekolah yang ada di Kota Pahlawan baik dari jenjang SD, SMP, hingga SMA/SMK.
"Keterlibatan Satpol dengan anak-anak membawa dampak positif. Anak-anak sejak dini jadi belajar menjaga kedisiplinan, dan kemandirian. Harapannya sekolah bisa membangun ketertiban bagi anak-anak sejak usia dini," katanya.
Kepala Satpol PP Surabaya, Muhamad Fikser menyampaikan bahwa kegiatan ini telah berjalan selama 4 tahun untuk mencegah terjadinya perundungan di kalangan pelajar serta, mengantisipasi kenakalan pelajar, seperti bolos sekolah, tawuran antarpelajar, konsumsi minuman keras, hingga balap liar.
"Dalam implementasinya, kami terlebih dahulu berdiskusi dengan sekolah, kita gali masalahnya apa? Lalu kami menyampaikan materi dan langkah-langkah pencegahan maupun penanganannya, karena sesuai pesan Pak Wali Kota Eri Cahyadi, anak-anak adalah anak kita bersama," kata Fikser.
Fikser menjelaskan guna mengantisipasi hal-hal negatif di kalangan pelajar, pihaknya juga membentuk Duta Trantribum di tiap sekolah yang memiliki peran penting dalam berkomunikasi dengan teman-teman sebaya.
"Biasanya anak-anak lebih suka bercerita dengan temannya, pendekatan antarteman bisa menjadi solusi bagi sekolah, agar pelajar tidak melakukan hal-hal negatif di lingkungan sekolah maupun di masyarakat," tuturnya.