Pemerintah Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur terus berkomitmen mempercepat penurunan stunting salah satunya melalui program penguatan pengasuhan anak yaitu Kelas Orang Tua Hebat Modul BKB (Bina Keluarga Balita) Emas.
Pelaksana tugas (Plt) Bupati Sidoarjo, Subandi di Sidoarjo, Jumat menekankan pentingnya peran orang tua dalam mendukung tumbuh kembang anak, terutama dalam upaya mencegah stunting sejak dini.
"Stunting bukan hanya masalah kesehatan, tetapi juga persoalan masa depan generasi penerus. Maka dari itu, orang tua memiliki peran penting dalam memastikan kebutuhan gizi dan pola asuh anak terpenuhi dengan baik," ujar Subandi dalam acara Internalisasi Pengasuhan Balita Dalam Rangka Percepatan Penurunan Stunting Melalui Kelas Orang Tua Hebat di Pendopo Delta Wibawa Sidoarjo.
Ia mengemukakan, melalui internalisasi pengasuhan yang baik dan benar diharapkan para orang tua dapat memahami betapa pentingnya memberikan perhatian khusus pada masa emas pertumbuhan balita.
"Selain peran orang tua dalam keluarga, peran Penyuluh Keluarga Berencana (PKB), Pembantu Pembina Keluarga Berencana Desa (PPKBD) dan Sub PPKBD juga berperan penting dalam upaya pencatatan data, informasi, dan riset pada tiap-tiap desa di Kabupaten Sidoarjo," katanya.
Kepala Dinas P3AKB Kabupaten Sidoarjo, Heni Kristiani menjelaskan bahwa program pengasuhan kepada balita melalui Sekolah Orang Tua Hebat (SOTH) yang telah dilakukan memberikan edukasi secara komprehensif kepada para orang tua yaitu menjaga kesehatan dan perkembangan balita mereka.
"Selain pembagian daging ayam dan telur untuk pemenuhan gizi balita rawan stunting, DP3AKB juga menggandeng kader keluarga desa-desa guna mengidentifikasi tanda-tanda awal stunting," ucapnya.
Ia menjelaskan dengan adanya program ini, angka stunting dapat terus ditekan, dan generasi mendatang dapat tumbuh menjadi individu yang sehat dan berdaya saing tinggi.
"Semoga berdasarkan data Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2024, Kabupaten Sidoarjo mencapai zero stunting," ujarnya.
"Selain peran orang tua dalam keluarga, peran Penyuluh Keluarga Berencana (PKB), Pembantu Pembina Keluarga Berencana Desa (PPKBD) dan Sub PPKBD juga berperan penting dalam upaya pencatatan data, informasi, dan riset pada tiap-tiap desa di Kabupaten Sidoarjo," katanya.
Kepala Dinas P3AKB Kabupaten Sidoarjo, Heni Kristiani menjelaskan bahwa program pengasuhan kepada balita melalui Sekolah Orang Tua Hebat (SOTH) yang telah dilakukan memberikan edukasi secara komprehensif kepada para orang tua yaitu menjaga kesehatan dan perkembangan balita mereka.
"Selain pembagian daging ayam dan telur untuk pemenuhan gizi balita rawan stunting, DP3AKB juga menggandeng kader keluarga desa-desa guna mengidentifikasi tanda-tanda awal stunting," ucapnya.
Ia menjelaskan dengan adanya program ini, angka stunting dapat terus ditekan, dan generasi mendatang dapat tumbuh menjadi individu yang sehat dan berdaya saing tinggi.
"Semoga berdasarkan data Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2024, Kabupaten Sidoarjo mencapai zero stunting," ujarnya.