Surabaya (ANTARA) - Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur Erwin Astha Triyono memastikan 20 siswa di Situbondo tidak terpapar cacar monyet (Mpox) melainkan terkena cacar air (varicella).
"Berdasarkan hasil penyelidikan epidemiologi yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Situbondo bahwa kasus tersebut bukanlah kasus Mpox, melainkan cacar air (varicella). Terdapat 27 kasus cacar air yang ditemukan di salah satu sekolah dasar di Situbondo," kata Erwin di Surabaya, Kamis.
Erwin menjelaskan bahwa gejala cacar air meliputi ruam atau bintik-bintik merah berisi cairan yang menyebar ke seluruh tubuh, demam, sakit kepala dan nyeri otot.
"Gejala cacar air berbeda dengan Mpox, kalau Mpox gejalanya berupa ruam dengan lepuhan pada wajah, tangan, kaki, mata, mulut dan/atau alat kelamin, demam, sakit kepala, pembengkakan kelenjar getah bening di leher, ketiak atau selangkangan serta nyeri otot dan lemas," ujar Erwin.
Baca juga: SDI Al Abror Situbondo "lockdown" usai puluhan siswa terjangkit cacar air
Lebih lanjut, Prof Erwin berpesan kepada masyarakat jika menemui gejala cacar air maupun gejala Mpox, segera periksakan diri ke fasilitas pelayanan kesehatan terdekat untuk mendapatkan penanganan yang tepat sehingga tidak menularkan kepada orang lain.
"Cacar air ini dapat menular melalui kontak langsung dengan ruam pada kulit, melalui percikan air liur (droplet) serta kontak dengan benda terkontaminasi (baju, handuk, dan lain-lain) dari pasien cacar air," kata Erwin.
Untuk mencegah dan mengendalikan penyakit cacar air, Dinkes Jatim telah melakukan berbagai upaya, antara lain menghimbau agar siswa dan orang tua murid tidak panik, pembelajaran sementara dilaksanakan secara daring, serta memberikan edukasi kepada siswa dan guru terkait perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) sebagai upaya pencegahan.