Probolinggo, Jawa Timur (ANTARA) - Dinas Kesehatan Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur mencatat sebanyak 24 kasus kematian akibat demam berdarah dengue (DBD) selama Januari hingga Agustus 2024, sehingga pihaknya gencar melakukan sosialisasi vaksin DBD di beberapa kecamatan di kabupaten setempat.
"Tahun ini dilaporkan sebanyak 2.233 kasus DBD dengan 24 kasus kematian hingga akhir Agustus 2024," kata Kepala Dinkes Kabupaten Probolinggo dr. Hariawan Dwi Tamtomo melalui Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit dr. Nina Kartika dalam keterangan tertulis yang diterima di kabupaten setempat, Kamis.
Menurutnya DBD telah menjadi masalah kesehatan masyarakat selama 41 tahun terakhir di Indonesia. Dari tahun ke tahun selalu terjadi peningkatan kasus DBD di seluruh provinsi dan Kabupaten Probolinggo termasuk salah satu kabupaten di Jawa Timur yang merupakan daerah endemis DBD.
Baca juga: Dinkes Probolinggo: Warga terdampak banjir waspadai leptospirosis
"Data di Kabupaten Probolinggo menunjukkan nilai Incidence Rate (IR) DBD yang masih berada di atas target nasional <49/100.000 penduduk. Sementara Case Fatality Rate (CFR) DBD Kabupaten Probolinggo >1 persen yakni sebesar 1,09 persen," tuturnya.
Untuk itu, lanjut dia, berbagai upaya telah dilakukan dalam penanggulangan DBD, mulai dari gerakan PSN 3M Plus yang melibatkan lintas sektor maupun lintas perangkat daerah, implementasi gerakan 1 Rumah 1 Jumantik, maupun inovasi lokal Gerakan Bersama Tebas Jentik (Gema Tjantik) untuk menekan penyebaran kasus DBD di Kabupaten Probolinggo.
"Vaksinasi merupakan salah satu pilar strategi global penanggulangan dengue. Pengembangan vaksin untuk pencegahan infeksi dengue memasuki tahap yang menggembirakan," katanya.
Kendati demikian, lanjut dia, hal itu belum menjadi program imunisasi nasional tetapi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) maupun Perkumpulan Ahli Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI) telah merekomendasi vaksin dengue sebagai upaya pencegahan penyakit DBD.
"Kami telah memberikan sosialisasi pelaksanaan vaksinasi DBD tahun 2024 di Pendopo Kecamatan Paiton karena di wilayah kerja Puskesmas Paiton menempati posisi pertama dengan kasus DBD tertinggi di Kabupaten Probolinggo," ujarnya.
Walaupun tidak ada kasus kematian di wilayah Puskesmas Paiton tersebut, harapannya dapat menurunkan angka kasus DBD, sehingga perlu adanya sosialisasi pelaksanaan vaksinasi DBD untuk memberikan informasi dan gambaran umum kepada masyarakat khususnya di wilayah setempat.