Pj Gubernur Jawa Timur Adhy Karyono menyampaikan hal iti saat menghadiri Festival Industri Jawa Timur 2024 dengan tema "Green Industry: Key Towards East Java's Green Economy Development" di Hotel Mercure Grand Mirama Surabaya, Kamis.
"Saat ini dengan banyak industri maka kita juga harus menjaga kelestarian alam dan lingkungan, maka Industri harus mempunyai standar untuk bisa disebut industri hijau," katanya.
Untuk itu, Pemprov Jatim bekerja sama dengan Kementerian Perindustrian yaitu Balai Standardisasi dan Pelayanan Jasa Industri mendorong agar Jawa Timur lebih cepat beralih atau masuk menjadi industri hijau.
Selain itu, Pemprov Jatim telah berupaya mewujudkan pembangunan ekonomi hijau yang tertuang dalam RPJMD Jawa Timur tahun 2019-2024 yang akan dilanjutkan pada RPJMD tahun 2025-2030 yang mana ekonomi hijau sebagai pilar pembangunan berkelanjutan.
Baca juga: Pemprov Jatim buka rekrutmen 2.314 formasi CPNS
"Hal ini juga dipertegas dengan Peraturan Daerah Jawa Timur Nomor 3 Tahun 2019 tentang Rencana Pembangunan Industri Provinsi Jawa Timur tahun 2019-2039, di mana Jatim memiliki visi Leading Smart Industrial Province yang mengusung tiga visi, yakni menguatkan dan memantapkan, meningkatkan daya saing, serta meningkatkan inklusivitas," ujar Adhy.
Adhy mengatakan sampai dengan saat ini dari segi kuantitasnya, industri hijau di Jawa Timur terus mengalami pertumbuhan dari tahun ke tahun, di mana tahun 2023 terdapat penambahan 11 industri yang telah bersertifikat Industri hijau.
Sedangkan pada tahun 2024 terdapat penambahan 15 industri yang telah bersertifikat industri hijau. Sehingga jumlah Industri hijau yang telah ditetapkan standar Industri hijaunya di Jawa Timur sebanyak 354 Industri besar dan menengah.
"Kami berharap dengan adanya festival ini, bisa menyampaikan kepada teman-teman lain pelaku industri untuk mengarah masuk pada ekosistem Industri hijau," kata Adhy.
"Kalau industri kita ingin bersaing untuk bisa ekspor, maka juga harus memperhatikan industri hijau, di samping juga industri halalnya," tambahnya.