Bagi Camat Kalitidu, Bojonegoro, Nurul Azizah, kehidupan ibu-ibu di wilayahnya yang masuk ring I migas Blok Cepu, baik sebelum maupun sesudah ada proyek minyak masuk di wilayah setempat, tetap tidak berubah, sama-sama susah. "Kalau dulu sebelum ada proyek ibu-ibu susah, karena penghasilan suaminya minim. Setelah proyek migas masuk penghasilan keluarga meningkat, tapi tetap saja susah, sebab suaminya jarang di rumah, berada dalam kehidupan glamor, " ungkapnya, lirih. Ia menuturkan, setelah proyek migas Blok Cepu dimulai beberapa tahun yang lalu dan Kecamatan Kalitidu masuk kawasan ring I, penghasilan keluarga di wilayah pedesaan di Kecamatan Kalitidu mengalami peningkatan. Sebab, banyak pekerjaan di berbagai bidang yang bisa dikerjakan untuk menambah penghasilan keluarga. Mulai terlibat langsung sebagai tenaga kerja, juga bisa masuk di sejumlah proyek minyak Blok Cepu yang berada di wilayah setempat. Ia mencontohkan, keberadaan kilang mini di Desa Sumengko, Kecamatan Kalitidu, juga mendorong warga setempat, mendirikan warung, penginapan, juga yang lainnya, termasuk mendirikan CV. "Kalau dulu penghasilan keluarga jelas sulit, sebab wilayah kami warganya sebagian besar petani dengan lahan tadah hujan," ucapnya, menjelaskan. Namun, lanjutnya, seiiring dengan meningkatnya pendapatkan perekonomian warga di wilayah pedesaan, terjadi perubahan yang cukup signifikan. Di era sebelum ada minyak, para suami di wilayahnya, hanya mengenal hiburan kesenian tayub, wayang kulit, dan dangdut. "Setelah minyak masuk para suami yang jarang pulang itu, pergi ke tempat-tempat hiburan berkelas," paparnya, memberikan gambaran. Bahkan, Nurul menengarair, kehidupan para suami di kawasan migas Blok Cepu tidak hanya sekadar mencari hiburan di kawasan berkelas, bisa lebih jauh dari itu."Yang jelas, banyak terjadi perubahan para suami di pedesaan Kalitidu," ucapnya, menambahkan. Yang jelas, lanjutnya, pihaknya tetap berusaha memperketat masuknya warga luar daerah menjadi warga di wilayah Kecamatan Kalitidu, tanpa alasan jelas, sebagaimana instruksi Bupati Bojonegoro, Suyoto. "Bisa saja warga luar menjadi warga Kalitidu, sepanjang karena alasannya kawin dengan warga setempat," kilahnya. (*)
Kehadiran Minyak "Susahkan" Ibu-Ibu di Bojonegoro
Jumat, 3 Februari 2012 8:53 WIB