Malang Raya (ANTARA) - Pengamat politik Universitas Brawijaya Wawan Sobari menilai Krisdayanti tidak bisa apabila hanya mengandalkan popularitas saat bersaing di kontestasi Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Kota Batu 2024.
Wawan di Kota Malang, Selasa, mengatakan kepopuleran sebagai bintang panggung nasional memang menjadi faktor yang dipertimbangkan oleh PDI Perjuangan untuk memberikan surat tugas kepada Krisdayanti.
"Saya melihatnya memang PDI Perjuangan begitu mempertimbangkan popularitas Krisdayanti sebagai artis," kata Wawan di Kota Malang, Senin.
Popularitas memang menjadi tahap awal bagi Krisdayanti untuk menyambut rekomendasi PDI Perjuangan.
Namun, lanjutnya, segi popularitas acap kali tak sebanding dengan tingkat keterpilihan atau elektabilitas. Walhasil, Krisdayanti diprediksinya tak akan mudah menjalani pertarungan di Pilkada Kota Batu.
Diva Tanah Air itu juga harus bersaing dengan tokoh lokal, seperti Firhando Gumelar atau Mas Gum yang sudah didukung tiga partai, yakni Partai Amanat Nasional (PAN), Golkar, dan Demokrat.
Secara hitungan tiga partai tersebut memiliki tujuh kursi di DPRD Kota Batu berdasarkan hasil Pemilihan Umum (Pemilu) 2024, rinciannya PAN dua kursi, Golkar empat kursi, dan Demokrat satu kursi.
Sedangkan untuk PDI Perjuangan pada Pemilu 2024 memperoleh enam kursi.
Ancang-ancang mengusung Krisdayanti di Pilkada Kota Batu disebutnya memunculkan pergeseran tren partai berlogo banteng moncong putih itu. Sebab PDI Perjuangan sering kali memasang kader daerah yang sudah teruji, baik secara elektabilitas dan popularitas.
"Meskipun dia artis dan populer tapi harus berjuang keras karena pesaingnya juga kuat," ujarnya.
Kendati demikian, dia tak menampik surat tugas untuk Krisdayanti sebagai strategi PDI Perjuangan mengoptimalkan mesin partai menghadapi Pilkada 2024.
"Kenapa tidak lagi merekomendasikan Bu Dewanti Rumpoko yang masih punya loyalis di Batu, ini jadi pertanyaan. Kemungkinan ingin menghadirkan wajah baru yang dari nasional dibawa ke daerah, tapi ini kondisi yang wajar," ujarnya.