Sumenep (ANTARA) - Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Sumenep, Jawa Timur melakukan penguatan moderasi beragama sebagai upaya untuk menanamkan nilai-nilai beragama secara moderat.
"Ini penting kami lakukan sebagai dasar untuk membangun kerukunan dan keharmonisan antarumat," kata Kepala Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Sumenep Abdul Wasid di Sumenep, Jawa Timur, Jumat.
Moderasi beragama ini merupakan program prioritas Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas sebagai upaya untuk membendung ekstremisme dan terorisme.
Ada empat indikator penting dalam moderasi beragama, salah satunya adalah bersikap toleran terhadap keragaman. Tiga indikator lainnya adalah komitmen kebangsaan, anti-kekerasan dan ramah terhadap budaya lokal.
Wasid menuturkan, penguatan moderasi beragama di Kabupaten Sumenep telah digelar di dua lokasi, yakni di Graha Bina Bhakti Gereja Muria Gunung Karmel, Desa Pabian Kecamatan Kota Sumenep, dan di Balai Desa Pragaan Laok, Kecamatan Pragaan pada 31 Juli 2024.
Kegiatan tersebut dihadiri oleh berbagai tokoh agama, pemuka masyarakat, dari beberapa kalangan.
Para peserta mendapatkan materi tentang pentingnya moderasi beragama, dialog antarumat beragama, dan strategi untuk menghindari ekstremisme sekaligus intoleransi.
“Melalui kegiatan tersebut diharapkan masyarakat dapat lebih memahami dan mengimplementasikan prinsip-prinsip moderasi dalam kehidupan sehari-hari," katanya.
Selain itu, ia juga mengungkapkan bahwa kegiatan tersebut merupakan bagian dari upaya berkelanjutan Kemenag Sumenep dalam mendorong dialog dan kerja sama antarumat beragama, serta menciptakan lingkungan yang aman dan harmonis.
"Tindak lanjut dari kegiatan yang telah kami gelar ini adalah pembentukan kampung moderasi beragama," katanya.
Kepala Kemenag Sumenep Abdul Wasid lebih lanjut menjelaskan, pembentukan kampung moderasi beragama itu juga sebagai tindak lanjut dari program yang telah diluncurkan Kemenag RI pada 2023, yakni membentuk 1.000 kampung moderasi beragama di Indonesia.