Kediri (ANTARA) - Pemerintah Kota Kediri, Jawa Timur, melakukan jemput bola dalam program Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS), yang bertujuan untuk memberikan imunisasi lanjutan kepada anak usia sekolah.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Kediri dr Muh. Fajri Mubasysyir mengemukakan pemberian imunisasi ini sebagai upaya untuk mempertahankan tingkat kekebalan dan memperpanjang masa perlindungan anak setelah mendapatkan imunisasi dasar.
"BIAS ini untuk memberikan imunisasi lengkap agar anak memiliki perlindungan terhadap penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I), terutama untuk campak, rubella, difteri, kanker leher rahim dan tetanus," katanya di Kediri, Kamis.
Ia menjelaskan, untuk pelaksanaannya menyasar ke semua sekolah dasar (SD) dan madrasah ibtidaiyah (MI) di Kota Kediri. Kegiatan pemberian imunisasi dilakukan secara bergiliran, dengan jadwal dan jenis imunisasi terbagi menjadi beberapa kategori sasaran anak sekolah.
Untuk Imunisasi Campak Rubella (MR) bagi anak kelas satu, imunisasi Human Papilloma Virus (HPV) dosis pertama untuk anak perempuan kelas lima dan imunisasi HPV dosis dua untuk anak perempuan kelas enam yang diberikan periode Agustus 2024.
Sementara, untuk imunisasi Difteri Tetanus (DT) diberikan untuk anak kelas satu dan imunisasi lanjutan TD (Tetanus Diphteria) untuk anak kelas dua dan kelas lima akan diberikan pada periode November 2024.
"Untuk cakupan BIAS tahun ini kami targetkan 90 persen dari sasaran. Dengan rincian sasaran 4.200 anak untuk kelas satu, 4.300 anak untuk kelas dua, 4.700 anak untuk kelas lima dan 4.500 anak untuk kelas enam," kata dr Fajri.
Dirinya menambahkan, sebelum pelaksanaan BIAS, Dinas Kesehatan Kota Kediri juga telah berkoordinasi dan melakukan pemberitahuan kepada Dinas Pendidikan dan Kemenag Kota Kediri. Kemudian puskesmas berkoordinasi dengan sekolah di wilayahnya terkait jadwal.
"Sebelumnya telah dilakukan pendataan dan pemetaan sekolah dan jumlah siswa yang mendapat imunisasi. Selanjutnya kami juga lakukan skrining di awal dan jika anaknya sakit maka imunisasi ditunda," kata dia.
Pihaknya juga berharap kerja sama lintas sektor dapat terus berjalan dengan baik agar pelaksanaan BIAS sukses dan mencapai target. Terlebih kepada para orang tua, diimbau untuk ikut menyukseskan BIAS dan mendukung program pemerintah.
"Di Indonesia saat ini mulai bermunculan kasus PD3I (penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi). menyikapi hal ini kami harus meningkatkan cakupan imunisasi khususnya BIAS," kata dia.
Ia juga meminta agar orang tua tidak perlu khawatir karena selama ini tidak ada laporan tentang kejadian ikutan pascaimunisasi (KIPI). "Jika ada biasanya gejalanya seperti demam ringan dan tidak membahayakan," kata dia.
Sementara itu, Kepala Sekolah SD Negeri Burengan 1 Nita Widiastuti mengatakan, pihaknya telah melakukan sosialisasi ke seluruh orang tua agar mengizinkan dan mempersiapkan anak-anaknya mengikuti imunisasi hari ini.
"Memang ada beberapa orang tua yang memiliki kekhawatiran, namun kita menjelaskan bahwa BIAS sangat penting dan alhamdulillah di SD kami selalu 100 persen mendapatkan imunisasi setiap tahun," kata dia.