Pakar ITS: Mobil Esemka Bukti Siap Berdikari
Senin, 9 Januari 2012 11:29 WIB
Surabaya (ANTARA) - Pakar teknik mesin ITS Surabaya Prof Ir Herman Sasongko menilai mobil Esemka sesungguhnya merupakan bukti bahwa bangsa Indonesia sudah siap berdikari di segala lini, termasuk mobil.
"Masalahnya, para elit kita yang tidak mau hidup bersahaja dengan mandiri, namun mereka mementingkan citra diri dengan pesan mobil," kata mantan ketua jurusan teknik mesin FT itu kepada ANTARA di Surabaya, Senin.
Menurut pembina mobil "Sapu Angin" ITS itu, ada tiga pesan penting dari mobil Esemka itu yakni pejabat itu harus hidup bersahaja, pejabat itu harus berpihak pada potensi lokal, dan SMK merupakan solusi untuk mengantisipasi pengangguran intelektual.
"Keberpihakan pejabat pada potensi lokal itu jauh lebih penting dari sekadar memesan atau membeli mobil Esemka, karena keberpihakan itu akan lebih terwujud dalam bentuk kebijakan terhadap potensi lokal," katanya.
Oleh karena itu, kata Pembantu Rektor (PR) I ITS Surabaya itu, seorang pejabat akan terlalu naif bila hanya menyikapi keberadaan mobil Esemka itu dengan berlomba-lomba memesan mobil itu, tapi pemerintah harus mengeluarkan kebijakan yang mendukung mobil Esemka dan potensi lokal lainnya.
"Para elit kita perlu belajar dari Malaysia dan Jerman, bagaimana pejabat Malaysia memihak potensi lokal dengan mengeluarkan mobil Proton dengan sebagian kecil komponen memang masih impor, sedangkan pejabat Jerman memilih untuk memajukan pendidikan vokasi (SMK)," katanya.
Terkait hal itu, ia mendukung sikap Mendikbud yang berihtiar untuk menggandakan politeknik menjadi 150 unit dalam beberapa tahun ke depan guna mendukung perkembangan SMK yang akan menjadi andalan dalam dunia pendidikan ke depan. (*)