Surabaya (ANTARA) - Pakar Transportasi Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya Dr. Ir. Machsus, ST., menyarankan adanya integrasi tarif angkutan umum di Kota Pahlawan.
"Ketika masing-masing angkutan umum punya tarif sendiri akan lebih mahal. Tetapi kalau ada integrasi maka tiket akan lebih murah," kata Machsus kepada Antara, Jumat.
Penerapan integrasi tarif dirasa mampu menarik minat masyarakat beralih dari transportasi pribadi ke moda angkutan umum.
"Idealnya ada integrasi antarlayanan angkutan massal. Ini menjadi pekerjaan rumah bersama," ujarnya.
Selain persoalan integrasi tarif Pemerintah Kota Surabaya harus memberikan jaminan kemudahan bagi masyarakat untuk mendapatkan akses transportasi publik.
"Misalnya, kalau tinggal di Surabaya Selatan mau ke Surabaya Barat tinggal naik angkutan apa, nanti masuk ke koridor utama terus naik 'Suroboyo Bus'," ucap Dosen Transportasi Program Studi S2 Terapan, Teknik Infrastruktur Sipil Fakultas Vokasi ITS tersebut.
Cakupan area angkutan umum, khususnya Suroboyo Bus dirasa masih terbatas, belum secara masif terhubung satu dengan lainnya.
Sekadar diketahui, "Suroboyo Bus" memiliki 28 unit armada. Sejauh ini terdapat dua koridor, yakni Terminal Purabaya-JMP-Terminal Joyoboyo. Kemudian, Terminal Joyoboyo-Terminal Osowilangun.
"Cover area di koridor tertentu saja. Integrasi sama angkot belum. Masih banyak area yang belum terlayani," katanya.
Oleh karenanya, Machsus menilai transportasi umum di Kota Surabaya masih belum efektif mengakomodasi kebutuhan masyarakat secara luas.
"Memenuhi kebutuhan sebagian masyarakat. Cakupan areanya masih belum maksimal, masih banyak wilayah yang belum terlayani," ucap Machsus.
Pakar ITS sarankan integrasi tarif angkutan umum di Surabaya
Jumat, 3 Februari 2023 19:14 WIB
Ketika masing-masing angkutan umum punya tarif sendiri akan lebih mahal