Jakarta (ANTARA) -
Hal tersebut dia sampaikan saat menghadiri Wisuda Periode XVIII Tahun Akademik 2023/2024 di Gedung Samantha Krida, Malang, Jawa Timur, Minggu (9/6).
Lebih lanjut, ia menekankan betapa krusialnya peran desa dalam pembangunan Indonesia. "Desa merupakan pilar utama yang menopang kemajuan bangsa," ucapnya.
Kalau ekonomi desa maju, lanjutnya, Indonesia akan maju. Desa bebas stunting, Indonesia juga bebas stunting. Jika desa bebas dari kemiskinan, Indonesia juga lepas dari kemiskinan. Jika tidak ada warga desa yang bodoh, Indonesia juga terbebas dari kebodohan.
Oleh karena itu, kata Gus Halim, jika seseorang berkeinginan membangun Indonesia, dia harus memulainya dengan membantu pembangunan di desa tempat kelahirannya.
"Hari ini, desa sangat menarik untuk mendapat campur tangan dan intervensi dari para alumni Universitas Brawijaya. Saat ini desa mendapat sirkulasi keuangan yang tidak kecil," kata dia.
Terkait sirkulasi keuangan itu, Gus Halim menjelaskan bahwa jumlah dana desa saat ini mencapai Rp70 triliun ditambah pendapatan asli desa, alokasi dana desa, dan berbagai program lainnya. Dengan demikian, setiap desa di Indonesia mengelola dana sekitar Rp3 miliar pada setiap tahun.
"Kalau bukan anda semua yang membangun dengan dana sebesar itu, siapa lagi? Kalau tidak sekarang, kapan lagi?" katanya.
Dalam kesempatan yang sama, Gus Halim juga menyemangati para wisudawan dengan mengutip lirik Gaudeamus Igitur, Iuvenes Dum Sumus yang berarti ajakan bergembira selagi masih muda.
"Kalian masih muda, terus menata diri. Jangan menatap masa depan dengan pesimis, ayo songsong masa depan dengan penuh optimisme," ujarnya.