Surabaya (ANTARA) -
Program Desa Tangguh Bencana (Destana) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Timur menyasar desa terdampak gempa di Desa Sungairujing, Kecamatan Sangkapura, Pulau Bawean, Kabupaten Gresik.
Kepala Pelaksana BPBD Jawa Timur (Jatim) Gatot Soebroto dalam keterangan tertulis di Surabaya, Rabu, mengatakan pembentukan Destana di Desa Sungairujing ini merupakan salah satu upaya meningkatkan kapasitas masyarakat dalam menghadapi bencana.
Ia mengatakan jika sebelumnya masyarakat di Pulau Bawean umumnya tidak mengenal upaya kesiapsiagaan saat menghadapi bencana, dengan pembentukan Destana Sungairujing diharapkan terbangun kesadaran masyarakat pentingnya kesiapsiagaan saat menghadapi bencana.
"Karena itu kami berharap apa yang sudah didapat selama pelatihan Destana bisa ditularkan ke tetangga terdekat, bahkan ke desa tetangga," tuturnya.
Baca juga: BPBD Jatim libatkan banyak pihak bentuk Klaster Logistik
Terkait gempa Bawean, Gatot Soebroto mengungkapkan berdasar data BMKG, total kejadian gempa Bawean sampai dengan Selasa (28/5) pukul 06.00 WIB sebanyak 695 kejadian.
"Dari jumlah kejadian itu, 26 kali gempa yang bisa dirasakan. Sedangkan 669 tidak bisa dirasakan," kata dia.
Kepala Desa Sungairujing Zaenal Abidin mengucapkan terima kasih kepada BPBD Jatim dan BPBD Kabupaten Gresik atas dipilihnya Desa Sungairujing sebagai lokasi Destana.
Ia mengisahkan saat terjadi gempa bumi wilayahnya terdampak cukup parah dari tujuh dusun yang ada, yang semuanya terdampak gempa.
"Sampai saat ini sebagian warga yang rumahnya terdampak masih merasakan trauma," katanya.
Berdasar data BPBD Jatim, kerusakan akibat gempa di Desa Sungairujing meliputi rumah rusak ringan sebanyak 192 unit, rumah rusak sedang 24 unit, rusak berat 35 unit, tempat ibadah 9 unit, sekolah dua unit, gedung kantor satu1 unit, pondok pesantren satu unit dan rumah sakit satu unit.