Surabaya (ANTARA) - Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi menyatakan bahwa kehadiran ribuan masyarakat di Taman Surya saat "Festival Rujak Uleg" 2024, Minggu (19/5) cermin ikatan kebersamaan dan kekeluargaan yang terbangun di daerah setempat.
"Festival Rujak Uleg bukan sekadar acara untuk menikmati sajian lokal khas Surabaya tetapi sebagai wujud untuk memaknai rasa kebersamaan, toleransi, dan kerukunan warga dalam membangun Kota Surabaya," kata Eri dalam keterangan resmi yang diterima Senin.
Rasa kebersamaan, toleransi, dan kerukunan itu diibaratkannya seperti bahan-bahan yang digunakan sebagai racikan rujak uleg, mulai dari cingur, sayur-sayuran, buah-buahan, tahu, tempe, hingga petis yang dicampur menjadi satu bagian sajian kuliner rujak uleg.
Oleh karena itu, kata dia kekeluargaan dan kebersamaan ini menjadi kekuatan utama Kota Surabaya dalam menyejahterakan masyarakat, tanpa memandang perbedaan suku dan agama.
"Itulah Surabaya yang dibangun dengan dasar kebersamaan dan kekeluargaan seperti rujak uleg ini," tuturnya.
Kondisi ini berdampak pada keberhasilan Kota Surabaya mengatasi segala permasalahan, seperti menurunkan angka stunting hingga tersisa 1,6 persen dan ini terendah se-Indonesia.
Bahkan, dengan adanya kebersamaan dan kekeluargaan itu pula, pemkot berhasil menurunkan angka kemiskinan hingga menjadi 4,6 persen.
Kendati demikian dia berharap masyarakat tidak berpuas diri, sebab Surabaya masih belum merdeka dari persoalan lain, seperti kemiskinan hingga anak putus sekolah.
Maka dari itu, di Peringatan HJKS ke-731 ini, ia ingin mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk bersama-sama mewujudkan Surabaya menjadi kota yang sejahtera ke depannya.
"Kami membutuhkan kekuatan kebersamaan seperti rujak uleg, menjadi satu bagian besar, karena kita juga akan membentuk Kampung Madani, kampung yang beradab untuk memberikan kesejahteraan kepada warga di Kota Surabaya," tuturnya.
Diketahui, sebanyak 5 ribu lebih warga urun ambil bagian di acara "Festival Rujak Uleg" menyambut Hari Jadi Kota Surabaya (HJKS) ke-731 tahun.
Masyarakat pun turut menjadi saksi kemeriahan "Festival Rujak Uleg" tahun 2024 yang digelar dalam rangka Hari Jadi Kota Surabaya (HJKS) ke-731.
Rangkaian acara dibuka dengan teatrikal Pasar Suroboyo "The History of Rujak Cingur", lomba peragaan busana "Akulturasi Budaya Surabaya", "ngulek" rujak bareng, hingga Lomba Rujak Uleg.
Tahun ini, agenda yang mengambil tema "The History of Rujak Cingur", sehingga konsep dan lokasinya juga berbeda dari tahun sebelumnya.
Biasanya festival yang selalu ditunggu-tunggu setiap tahun ini digelar di Jalan Kembang Jepun Kya-Kya pada malam hari. Namun, tahun ini digelar pagi hari di Taman Surya.
Tujuannya adalah untuk kenyamanan dan menarik minat masyarakat untuk datang menyaksikan festival tersebut. Selain Taman Surya juga dipandang lebih bisa menampung banyak masyarakat ketimbang lokasi sebelumnya di Kya-Kya, Jalan Kembang Jepun.
"Insya Allah tahun depan temanya akan berbeda lagi, ini penting supaya warga tahu sejarahnya rujak uleg," kata dia.
Total pada acara kemarin ada 800 porsi rujak uleg yang disediakan bagi masyarakat dari peserta lomba dan 731 dari Pemkot Surabaya.
"Berarti ada sekitar 1.500 porsi lebih yang kami bagikan kepada warga," tuturnya. (ADV).