Madura Raya (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sampang, Jawa Timur menggencarkan upaya deteksi sini penyakit polio pada anak dengan menggerakkan peranan kader posyandu di wilayah itu.
"Ini kami lakukan, karena di Sampang telah ditemukan ada sekitar 20 anak yang suspect polio," kata Kepala Dinas Kesehatan dan Keluarga Berencana (Dinkes-KB) Sampang Abdullah Najich di Sampang, Selasa.
Ia menuturkan temuan adanya anak yang suspect polio itu berdasarkan laporan dari sejumlah puskesmas yang tersebar di semua kecamatan di wilayah itu.
Ia mengatakan anak yang suspect polio itu kebanyakan antara umur 5 hingga 15 tahun.
"Karena itu, kami melakukan upaya proaktif dengan menggerakkan para kader posyandu yang ada di Kabupaten Sampang ini," katanya.
Abdullah Najich menjelaskan gejala awal polio berupa demam, kelelahan, sakit kepala, muntah, kekakuan di leher, dan nyeri pada anggota badan.
Polio penyakit disebabkan virus yang menular dengan sebagian besar menyerang anak-anak.
Virus polio memasuki tubuh melalui mulut, dalam air atau makanan yang telah terkontaminasi dengan bahan feses dari orang yang terinfeksi.
"Kami telah mengirim sampel ke Dinkes Jatim untuk dilakukan uji laboratorium terkait temuan adanya anak yang suspect polio tersebut," kata dia.
Menurut data Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) Kabupaten Sampang termasuk salah satu kabupaten di Pulau Madura yang pernah masuk zona merah dalam kasus polio.
Pada Januari 2024 di kabupaten ini telah ditemukan dua anak positif terserang polio.
Pemkab Sampang deteksi dini polio lewat kader posyandu
Rabu, 15 Mei 2024 6:16 WIB