Jakarta - Kepala Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) Jumhur Hidayat menyatakan keberadaan TKI sangat membantu mengatasi pengangguran dan kemiskinan, sehingga bila ada pihak yang tak peduli pada TKI maka berarti dzalim. "Dzalimlah kita yang tidak peduli TKI," kata Jumhur melalui layanan pesan telepon seluler di Jakarta, Minggu, dalam memperingati Hari Buruh Migran Internasional pada 18 Desember yang ditetapkan Perserikatan Bangsa-Bangsa sejak 1990. Ia menegaskan pemerintah peduli TKI dan dalam upaya mengangkat harkat perlindungan TKI didirikan pusat layanan pengaduan TKI 24 jam bebas pulsa dengan nomor 0800 1000, sebagai wujud menciptakan akses keadilan bagi TKI dan keluarganya, termasuk menaikkan upah/gaji di luar negeri juga membangun kerja sama pelayanan TKI secara "online" dengan pemda-pemda. Ia menyebutkan remitansi atau uang kiriman dari sekitar 6 juta TKI adalah sekitar 2 persen dari produk domestik bruto (GDP) yang saat ini sekitar Rp6.500 triliun, menyerap 5 persen dari angkatan kerja yang saat ini berjumlah 120 juta orang, dan menopang 12,5 persen rakyat (30 juta orang) agar tidak jatuh miskin, serta berjasa menghidupi perekonomian daerah termasuk penyerapan tenaga kerja lokal. "Dengan adanya kiriman lebih dari Rp100 triliun setiap tahun. Dengan data-data itu maka zhalimlah kita yang tidak peduli TKI," katanya, mengulangi. Terkait peringatan Hari Buruh Migran Internasional, menurut Jumhur, merupakan bentuk pengakuan utama dari seluruh bangsa di dunia betapa pentingnya buruh migran bagi pembangunan dunia. "Karena itu setiap negara, baik negara pengirim maupun negara penerima wajib melindungi setiap buruh migran tanpa kecuali," ujarnya.(*)
Jumhur: Tak Peduli TKI Berarti Dzalim
Minggu, 18 Desember 2011 18:44 WIB