Buruh Jatim Inginkan Duet Jokowi-Jumhur di Pilpres
Sabtu, 22 Maret 2014 14:48 WIB
Surabaya (Antara Jatim) - Sejumlah elemen buruh di Jawa Timur yang tergabung dalam Aliansi Rakyat Merdeka (ARM) menginginkan duet Joko Widodo dan Jumhur Hidayat pada Pemilihan Presiden 2014.
"Kami melihat Jokowi sebagai figur pemimpin yang tidak hanya pantas mengelola DKI Jakarta, tapi Indonesia. Sedangkan, Jumhur sudah tidak diragukan lagi kepeduliannya terhadap buruh dan Tenaga Kerja Indonesia," ujar Koordinator ARM Jatim, Budi Haryanto di Surabaya, Sabtu.
Pihaknya menilai, sebagai mantan Kepala Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI), nama Jumhur dianggap sangat dekat dengan kalangan buruh dan tenaga kerja.
Selain itu, lanjut dia, secara pribadi Jumhur Hidayat juga tidak terjun ke politik praktis sehingga tidak memiliki partai politik tertentu.
"Itulah yang menjadi keunggulan Jumhur Hidayat. Dia dikenal memiliki catatan dan prestasi bagus selama memimpin BNP2TKI serta memiliki kedekatan dengan kami para buruh," ujar Budi.
Pihaknya bahkan tidak menutup kemungkinan segera mengusulkan dan merekomendasikan nama Jumhur Hidayat ke PDI Perjuangan agar menjadi salah satu figur yang dipertimbangkan mendampingi Jokowi di Pemilihan Presiden yang dijadwalkan pada 9 Juli mendatang itu.
Sementara itu, Sekretaris DPD PDI Perjuangan Jawa Timur Kusnadi mengucapkan terima kasih sekaligus bangga terhadap dukungan elemen buruh terhadap partainya maupun pencalonan presiden Jokowi.
Pihaknya berharap dukungan tersebut bisa mengantar partainya menempati posisi terbaik dan mengantar Jokowi sebagai pemimpin bangsa ini selama periode lima tahun ke depan.
"Dukungan ini membuktikan bagaimana komitmen dan kepedulian PDI Perjuangan terhadap buruh. Pengaruh buruh sangat bermanfaat dan semoga memberi motivasi tambahan bagi kader untuk berjuang semaksimal mungkin demi kesejahteraan rakyat Indonesia," ucapnya.
Di bagian lain, Pakar Komunikasi Politik asal Universitas Airlangga Surabaya Suko Widodo, menilai langkah ARM sebagai bentuk "check sound" Jumhur Hidayat untuk maju ke kancah perpolitikan Indonesia.
"Saya melihat Jumhur Hidayat ingin mengetahui bagaimana suaranya di kalangan buruh atau tenaga kerja. Dugaan saya, Jumhur menawarkan diri agar dipinang Jokowi," kata dia.
Dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Politik tersebut juga memprediksi potensi suara yang dihasilkan Jumhur tidak terlalu signifikan, terutama di kalangan masyarakat umum.
"Tetapi terlepas dari itu, apa yang dilakukan Jumhur sangat bagus. Apalagi, di kalangan Nahdliyyin dan Pondok Pesantren, Jumhur juga cukup dikenal namanya," ucap Suko Widodo. (*)