Surabaya (ANTARA) - Gubernur Jawa Timur (Jatim) Khofifah Indar Parawansa menyalurkan Bantuan Langsung Tunai (BLT) Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau (DBHCHT) sebesar Rp5,57 miliar kepada 4.207 buruh pabrik rokok di Kota Surabaya.
“BLT ini bukan sekadar distribusi dana. Ini adalah wujud kehadiran negara di tengah-tengah masyarakat pekerja. Kami ingin memastikan bahwa dana DBHCHT betul-betul kembali kepada mereka yang berjasa menjaga industri ini tetap hidup,” ujar Gubernur Jatim Khofifah dalam keterangan diterima di Surabaya, Sabtu.
Penyaluran bantuan dilakukan terpusat di PT HM Sampoerna Tbk Rungkut 2 Surabaya dan mencakup lima perusahaan yakni untuk 2.592 buruh PT HM Sampoerna Tbk Rungkut 2, 1.142 buruh PT HM Sampoerna Tbk Rungkut 1, 320 buruh PT Gelora Djaja, 87 buruh PT Pabrik Sigaret Sriwidjaja, serta 66 buruh PT Wismilak Inti Makmur Tbk.
Setiap buruh menerima BLT sebesar Rp1.325.900 yang langsung ditransfer ke rekening masing-masing.
Menurut dia, keberhasilan penyaluran BLT DBHCHT ini merupakan hasil kolaborasi antara Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jatim, Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya, perusahaan penerima, serta Dinas Tenaga Kerja, dan Dinas Sosial provinsi.
Ia menegaskan pentingnya sinergi lintas sektor agar penyaluran bantuan dapat berjalan tepat sasaran, transparan, dan sesuai jadwal.
“Jangan sampai bantuan ini hanya berhenti sebagai program tahunan yang sekadar selesai dalam penyaluran tunai. Harus ada kesinambungan melalui pelatihan keterampilan, penguatan layanan kesehatan, peningkatan standar keselamatan kerja, hingga pendidikan vokasi bagi keluarga buruh,” katanya.
Khofifah juga menyampaikan penyaluran BLT DBHCHT merupakan bentuk keberpihakan fiskal pemerintah kepada pekerja sektor industri hasil tembakau.
Mengingat Jatim merupakan salah satu provinsi dengan konsumsi dan produksi hasil tembakau tertinggi di Indonesia, maka kontribusi fiskal dari sektor ini harus dikembalikan kepada masyarakat.
“Ini bukan hanya soal bantuan, tapi soal keadilan. Kita ingin setiap tetes keringat buruh mendapat pengakuan dan perhatian,” katanya.
Khofifah mengajak pelaku industri untuk turut berkontribusi menciptakan ekosistem kesejahteraan buruh yang berkelanjutan melalui kemitraan bersama pemerintah.
Ia mengapresiasi manajemen perusahaan yang telah memfasilitasi kelancaran penyaluran serta kepada para buruh atas dedikasi dan loyalitas dalam mendukung pertumbuhan industri.
“Pemerintah akan terus hadir untuk memastikan bahwa setiap pengabdian dan kontribusi Anda mendapatkan pengakuan dan perlindungan yang layak,” ucapnya.
Sebagai informasi, penyaluran BLT DBHCHT tahun 2025 di Jatim menjangkau sekitar 15.000 buruh di 182 perusahaan rokok yang tersebar di 31 kabupaten/kota, dengan total anggaran sebesar Rp19,88 miliar.