Sedimentasi Wisata Ranu Pane Capai 50 Persen
Kamis, 15 Desember 2011 19:54 WIB
Malang - Sedimentasi atau pendangkalan yang terjadi di lokasi wisata Ranu (danau) Pane di Desa Ranu Pane, Kecamatan Senduro, Lumajang, mencapai 50 persen dari total luas lahan 9 hektare.
Kepala Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS), Sutrisno di Malang, Kamis mengatakan, pendangkalan itu akibat tertutupnya lapisan danau oleh "Salvinia" (semacam tumbuhan air yang berkembang secara vegetative).
Sutrisno menjelaskan, faktor munculnya Salvinia diakibatkan penggunaan pupuk kimia oleh petani setempat, sehingga Salvinia cepat berkembang karena sifat tanaman tersebut adalah menyerap timbal (suatu unsur kimia/logam).
"Sedimentasi yang mencapai 50 persen berakibat buruk karena bisa merusak lingkungan, sebab keberadaan Salvinia itu menutup permukaan Ranu Pane, sehingga mengurangi poin plus wisata di Semeru. Hal ini pula yang mengundang kekecewaan turis asing utamanya dari Singapura yang datang ke Ranu Pane," tuturnya.
Oleh karena itu, TNBTS telah melakukan kerja sama selama lima tahun dengan "Japan International Cooporation Agency" (JICA) dan Fakultas MIPA Universitas Brawijaya (UB) Malang untuk melakukan restorasi Ranu Pane.
"Kita harapkan restorasi yang dilakukan akan mengembalikan tanaman maupun pohon yang ada, sehingga mengembalikan keasrian Ranu Pane dan keindahan Semeru," ujarnya, berharap.
Sementara itu, kerja sama telah dilakukan sejak 2010 hingga tahun 2015, dengan anggaran yang turun setiap tahun mencapai antara Rp250 juta hingga Rp350 juta.
Menanggapai hal itu, perwakilan JICA, Hideki Miyakawa mengatakan, kerusakan alam yang dialami Ranu Pane cukup serius, oleh karena itu restorasi harus terus dilakukan.
"Restorasi yang sudah kita lakukan setahun bertujuan untuk mengembalikan Ranu Pane seperti sediakala, yakni bebas dari Salvinia termasuk mengurangi sedimentasi," ucapnya.
Ia menjelaskan, pola mengurangi sedimentasi, yakni mengolah lumpur yang ada menjadi batu bata tanpa dibakar, sementara untuk mengurangi keberadaan Salvinia akan dilakukan pembersihan secara manual dengan memasang piranti penahan agar limbah yang terbawa dari sungai kecil tidak masuk ke Ranu Pane.
"Kami juga melakukan peningkatan kesadaran masyarakat melalui sosialiasi, dengan memberi pengetahuan tentang pola tanam, agar melakukan pola tanam di sekitar Ranu Pane secara benar, supaya limbah tanaman tidak jatuh ke Ranu Pane," katanya. (*)