Malang - Sedimentasi atau pendangkalan yang terjadi di lokasi wisata Ranu (danau) Pane di Desa Ranu Pane, Kecamatan Senduro, Lumajang, mencapai 50 persen dari total luas lahan 9 hektare. Kepala Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS), Sutrisno di Malang, Kamis mengatakan, pendangkalan itu akibat tertutupnya lapisan danau oleh "Salvinia" (semacam tumbuhan air yang berkembang secara vegetative). Sutrisno menjelaskan, faktor munculnya Salvinia diakibatkan penggunaan pupuk kimia oleh petani setempat, sehingga Salvinia cepat berkembang karena sifat tanaman tersebut adalah menyerap timbal (suatu unsur kimia/logam). "Sedimentasi yang mencapai 50 persen berakibat buruk karena bisa merusak lingkungan, sebab keberadaan Salvinia itu menutup permukaan Ranu Pane, sehingga mengurangi poin plus wisata di Semeru. Hal ini pula yang mengundang kekecewaan turis asing utamanya dari Singapura yang datang ke Ranu Pane," tuturnya. Oleh karena itu, TNBTS telah melakukan kerja sama selama lima tahun dengan "Japan International Cooporation Agency" (JICA) dan Fakultas MIPA Universitas Brawijaya (UB) Malang untuk melakukan restorasi Ranu Pane. "Kita harapkan restorasi yang dilakukan akan mengembalikan tanaman maupun pohon yang ada, sehingga mengembalikan keasrian Ranu Pane dan keindahan Semeru," ujarnya, berharap. Sementara itu, kerja sama telah dilakukan sejak 2010 hingga tahun 2015, dengan anggaran yang turun setiap tahun mencapai antara Rp250 juta hingga Rp350 juta. Menanggapai hal itu, perwakilan JICA, Hideki Miyakawa mengatakan, kerusakan alam yang dialami Ranu Pane cukup serius, oleh karena itu restorasi harus terus dilakukan. "Restorasi yang sudah kita lakukan setahun bertujuan untuk mengembalikan Ranu Pane seperti sediakala, yakni bebas dari Salvinia termasuk mengurangi sedimentasi," ucapnya. Ia menjelaskan, pola mengurangi sedimentasi, yakni mengolah lumpur yang ada menjadi batu bata tanpa dibakar, sementara untuk mengurangi keberadaan Salvinia akan dilakukan pembersihan secara manual dengan memasang piranti penahan agar limbah yang terbawa dari sungai kecil tidak masuk ke Ranu Pane. "Kami juga melakukan peningkatan kesadaran masyarakat melalui sosialiasi, dengan memberi pengetahuan tentang pola tanam, agar melakukan pola tanam di sekitar Ranu Pane secara benar, supaya limbah tanaman tidak jatuh ke Ranu Pane," katanya. (*)
Berita Terkait
Menteri BUMN dorong Danau Ranu Pane jadi destinasi wisata unggulan
11 September 2019 16:54
Aktivitas Semeru masih didominasi gempa letusan
29 Desember 2025 08:09
Semeru kembali erupsi dengan tinggi letusan 900 meter di atas puncak
26 Desember 2025 16:33
Semeru erupsi disertai letusan setinggi 900 meter dan suara gemuruh
24 Desember 2025 06:55
Polres Madiun sterilisasi gereja cegah gangguan perayaan Natal 2025
22 Desember 2025 17:07
BPBD Lumajang imbau warga waspadai jutaan kubik material Semeru
22 Desember 2025 15:03
Tremors from Mount Semeru lava flood lasted over three hours
22 Desember 2025 12:58
