Tulungagung - Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kabupaten Tulungagung, Rabu, merazia kompleks pekuburan China di Gunung Bolo, Desa Bolorejo, Kecamatan Kauman, yang selama ini dijadikan lokasi prostitusi liar. Menurut Kasi operasional, Dwi Hari Subagyo, lokasi prostitusi liar Gunung Bolo sudah kerap dirazia, namun para PSK selalu mencuri kelengahan petugas, dan kembali menjajakan diri. "Selama ini protitusi Gunung Bolo selalu kami razia secara rutin, namun para PSK tidak ada kapoknya dan terus kembali untuk menjajakan diri secara diam-diam," katanya. Dwi menambahkan, prostitusi Gunung Bolo sudah ada sejak puluhan tahun silam, namun belakangan dibubarkan pemerintah, dan personel Satpol PP sempat ditempatkan secara rutin di lokasi tersebut. Namun karena petugas tidak bisa berjaga 24 jam, kompleks pekuburan China tersebut kerap disalahgunakan para PSK untuk balik ke lokasi. Dalam razia yang digelar Rabu (14/12) sore, terjaring sedikitya lima PSK yang rata-rata sudah berusia di atas 50 tahun, dan hanya satu orang yang paling muda berusia 42 tahun. "Memang para PSK yang ada di Gunung Bolo rata-rata sudah berusia lanjut, dan tidak laku lagi di dua lokalisasi yang ada di Tulungagung, lokalisasi Ngujang dan Kaliwungu," terangnya. Para PSK yang tertangkap lalu dibawa ke Kantor Satpol PP Kabupaten Tulungagung untuk didata dan diberi pengarahan, masing-masing dua PSK berasal dari Tulungagung, sedangkan tiga lainnya dari Jombang Malang dan Kediri. Mereka yang tertangkap merupakan wajah-wajah lama yang sebelumnya pernah tertangkap pada razia sebelumnya. Menurut Dwi, cukup sulit untuk membuat jera pada PSK, karena tidak pernah ada hukuman berat bagi mereka yang dianggap melangar tindak pidana ringan (tipiring). "Mereka wajah-wajah lama yang sudah pernah kami tangkap sebelumnya. Mereka kami data dan kami lepaskan kembali, sebab sidang dan denda tipiring pun tidak pernah membuat mereka jera. Yang penting pengawasan diperketat agar mereka tidak kembali ke Gunung Bolo," ujarnya. Meski sudah berusia lanjut, pekerjaan para PSK ini sungguh memprihatinkan. Sp (53) asal Malang mengatakan, setiap harinya dirinya melayani lima hingga delapan orang hidung belang. Dari setiap orang, Sp hanya meminta bayaran sebesar Rp15 ribu, sehingga setiap hari Sp bisa mendapatkan uang Rp75 ribu hingga Rp120 ribu. Meski tergolong tidak lagi muda, Sp mengaku menggeluti pekerjaan tersebut karena tidak punya pilihan lain. "Biasanya uang yang didapat dipotong untuk bayar ojek pulang ke rumah dan biaya makan. Sisanya disimpan buat jaga-jaga kalau ada keperluan mendadak lainnya," katanya. (*)
Berita Terkait
Satpol tangkap pencopet menyamar wartawan saat Hari Jadi Tulungagung
18 November 2025 20:32
Satpol Tulungagung intensifkan patroli antisipasi kenakalan remaja
27 Mei 2024 21:42
Satpol PP Tulungagung dapati tempat hiburan buka meski telah dilarang
20 Maret 2024 20:34
Satpol Tulungagung gelar razia pelajar bolos sekolah
26 Oktober 2023 20:09
Satpol dan KPPBC temukan rokok ilegal saat razia warung di Ponorogo
20 Juni 2023 23:00
Satpol PP tertibkan PPKS antisipasi kerawanan sosial di Tulungagung
12 Mei 2023 21:15
Satpol PP menggiatkan razia "gepeng" di jalanan Kota Tulungagung
6 Mei 2023 18:55
Satpol PP Tulungagung segel tempat hiburan langgar jam malam
11 April 2023 02:09
