Ribuan Warga Lereng Panderman Gelar Ritual Muharam

Batu - Sedikitnya enam ribu warga di lereng Gunung Panderman, Desa Pesanggrahan, Kota Batu, Jawa Timur, Kamis malam, menggelar ritual Muharram 1433 Hijriah dengan memakan ketela pohon secara bersama-sama. Salah satu Tokoh Masyarakat Gunung Panderman, Saiffudin Zuhri mengatakan, ritual memakan ketela pohon secara bersama-sama tersebut, sebagai bentuk ungkapan rasa syukur terhadap hasil bumi yang ada di wilayah Gunung Panderman. "Rasa syukur terhadap hasil bumi yang melimpah ini kita tandai dengan memakan ketela pohon secara bersama-sama, dan ini juga mengingatkan kita pada ketahanan pangan nasional," kata Saiffudin yang akrab dipanggil Gus Udin tersebut. Dikatakan Gus Udin, dalam kegiatan budaya itu juga dilakukan ruwatan agung pusaka merah putih yang ditandai dengan penampilan wayangan yang mengambil judul "Wahyu Notonegoro" dan dibawakan oleh dalang Ki Sudrun. Selain itu, juga akan dilakukan pemberian santunan dari hasil bumi kepada sekitar 500 anak yatim yang ada di wilayah Kota Batu. "Semua kegiatan budaya ini juga bertujuan untuk menolak 'bala' (bahaya), sehingga tahun depan warga di lereng Panderman bisa kembali diberi limpahan rezeki melalui hasil bumi yang melimpah," tuturnya. Sebab, beberapa waktu lalu di lereng Gunung Panderman terjadi kebakaran hutan seluas 100 hektare di lokasi petak 227 lereng utara Gunung Panderman, dan merugikan petani di kawasan Dusun Srebet, Kelurahan Pesanggrahan. "Kita tidak ingin kebakaran hutan terjadi kembali tahun depan, oleh karena itu malam ini kita menggelar ritual Muharram, sebagai ungkapan rasa syukur sekaligus menolak bahaya," ucapnya. Dalam kegiatan itu, juga dilakukan pawai pusaka budaya yang diikuti sejumlah tokoh masyarakat dan tokoh agama di seluruh wilayah Kota Batu. "Kita akan menggelar rutin setiap tahun kegiatan ini, tujuannya agar seluruh komponen masyarakat Kota Batu bisa berkumpul dan makan bersama hasil bumi," katanya.(*)