Surabaya (ANTARA) - Pengusaha baja ringan berharap pemerintah bisa melibatkan mereka dalam menyediakan bahan produk dalam negeri untuk digunakan pada proyek-proyek strategis pemerintah karena pasar di awal tahun 2024 yang masih lesu.
"Pasar baja ringan di tahun 2024, setelah pemilihan presiden ini masih agak lesu. Pengusaha masih menunggu kebijakan di era pemerintahan baru seperti apa. Kemudian ditambah lagi sekarang juga bertepatan Bulan Ramadhan," kata Direktur PT Kencana Maju Bersama Susanto dalam keterangannya di Surabaya, Rabu.
Susanto berharap kondisi akan kembali membaik pada pertengahan tahun ini.
Menurutnya agar pasar baja ringan kembali bergairah, dibutuhkan dukungan pemerintah, terutama pada proyek-proyek besar, seperti pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN).
Secara umum, pasar baja ringan pada tahun 2023 mengalami pertumbuhan sebesar 20 persen dibandingkan 2022. Dengan dukungan pemerintah, diharapkan pertumbuhan penjualan baja ringan tahun ini bisa lebih dari 20 persen.
Selain masih belum bergeraknya pasar, kehadiran produk baja ringan palsu juga berimbas pada penjualan. Menurutnya, masyarakat masih perlu diedukasi tentang produk baja ringan yang baik dan benar.
"Produk banci (palsu) sebenarnya sudah ada sejak 15 tahun lalu, tapi semakin masif di lima tahun terakhir. Apalagi sekarang makin banyak home industry, seperti bengkel-bengkel yang memproduksi baja ringan dan tidak ada pengawasan dari pemerintah. Karena itu edukasi harus terus dilakukan," katanya.
Sebagai bagian dari edukasi, PT Kencana Maju Bersama melakukan penandatanganan nota kesepahaman (MoU) dengan Persatuan Insinyur Indonesia (PII) dan Sekolah Interdisiplin Manajemen dan Teknologi, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (SIMT ITS).
"MoU dengan SIMT ITS ini dilakukan untuk menjalin kerja sama mengenai produk-produk baja ringan yang ada di market seperti apa. Sekarang banyak produk baja ringan di pasar tidak sesuai standar nasional Indonesia, sehingga membahayakan masyarakat,” kata Susanto.
Pihaknya ingin mendidik mahasiswa lebih mengerti tentang produk-produk konstruksi. Tidak hanya baja ringan, tetapi juga produk yang lain.
"Kami harapkan anak-anak muda nanti mengerti tentang produk yang baik dan tidak merugikan masyarakat," ujarnya.