"Potensi ke depan sangat besar karena penggunaan kayu akan dikurangi. Karena itu potensi baja ringan akan semakin besar," ujar Founder Kencana Group Rudyanto dalam keterangan yang diterima di Surabaya, Selasa.
CEO Kencana Group, Henry Setiawan menambahkan kebutuhan baja ringan di Tanah Air berkisar 1,5-1,7 juta ton per tahun. Peningkatan kebutuhan tidak lebih dari 10 persen per tahun.
"Kencana sendiri kapasitas produksinya sekitar 400 ribu ton per tahun. Adapun utilisasi kami sampai sekarang sekitar 50 persen," katanya.
"Kencana sendiri kapasitas produksinya sekitar 400 ribu ton per tahun. Adapun utilisasi kami sampai sekarang sekitar 50 persen," katanya.
Dari total kebutuhan baja ringan dalam negeri, sekitar 50 persennya diisi produk impor. Hal tersebut menjadi tantangan untuk pelaku usaha dalam negeri.
"Kami terus melakukan edukasi mengenai pentingnya SNI karena banyak produk-produk yang tidak sesuai beredar di lapangan. Padahal ini berkaitan juga dengan keselamatan," katanya.
Karena itu Kencana sebagai produsen baja ringan bersama Himpunan Aplikator Indonesia (HAPI) rutin melakukan edukasi ke tukang-tukang atau Aplikator untuk memilih produk berkualitas dan telah sesuai.
Hingga saat ini Kencana sudah memiliki 48 titik distribusi di setiap Indonesia.
"Saya targetkan bisa mencapai 60 titik hingga akhir tahun. Pemasaran kami sudah merata di Pulau Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Bali dan Nusa Tenggara. Yang belum merata hanya Sumatera. Di Papua kami hanya punya agen," ucapnya.