Jakarta (ANTARA) - Lewis Hamilton mengkritik kurangnya akuntabilitas dalam pengelolaan organisasi balap sekaligus mendukung upaya hukum Susie Wolff terhadap Fédération Internationale de l'Automobile (FIA) terkait kasus dugaan konflik kepentingan.
“Saya sangat bangga pada Susie, dia sangat berani dan menjunjung tinggi nilai-nilai yang luar biasa, dia adalah seorang pemimpin,” kata juara dunia tujuh kali Mercedes, Hamilton jelang GP Australia dilansir AFP, Kamis (21/3).
“Di dunia di mana orang sering diam, sikapnya yang tangguh memberikan pesan yang luar biasa. Saya senang dia mengambil tindakan tersebut di dunia (F1), karena kurangnya akuntabilitas dalam olahraga dan FIA," kata Hamilton
“Segala sesuatunya terjadi secara tertutup, tidak ada transparansi, tidak ada akuntabilitas," kata pembalap Inggris itu.
Direktur akademi pembalap wanita Formula 1 Susie Wolff menggugat Fédération Internationale de l'Automobile (FIA) yang menuduhnya terlibat konflik kepentingan dengan suaminya, kepala tim Mercedes Formula 1 Toto Wolff.
Baca juga: Formula 1: Sainz berpeluang berkompetisi dalam seri Australia pascaoperasi
FIA menyelidiki Susie dan Toto Wolff atas tuduhan saling bertukar informasi terkait Formula 1 yang dianggap telah menguntungkan kedua pihak.
Penyelidikan pada Desember tahun lalu itu dilakukan untuk menindaklanjuti sebuah laporan majalah yang menyebutkan pimpinan tim balap lainnya khawatir jika Mercedes mendapatkan informasi berharga melalui Susie dan Toto Wolff.
FIA telah menghentikan investigasi itu. Pihak Formula 1 maupun Mercedes juga menolak tegas tuduhan tersebut.
Adapun kesembilan tim F1 lainnya kemudian mengeluarkan pernyataan serupa yang mengklarifikasi bahwa mereka tidak mengajukan keluhan kepada FIA tentang hubungan keluarga Wolff.
Hamilton pun berharap kasus antara Wolff dengan FIA bisa mengubah Formula 1 dan ajang balap lainnya menjadi lebih terbuka dengan tata kelola yang transparan.
“Olahraga ini masih didominasi laki-laki," cetus Hamilton.
"Kami hidup pada masa di mana jika Anda mengajukan keluhan, Anda akan dipecat,” katanya. “Dan itu adalah narasi yang buruk untuk diproyeksikan, terutama ketika kami berbicara tentang inklusivitas".