Ponorogo (ANTARA) - Wabah demam berdarah dengue (DBD) menjangkit di Kabupaten Ponorogo sejak dua bulan terakhir dan menyebabkan dua penderita yang masih anak-anak meninggal dunia.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Ponorogo Dyah Ayu Puspitaningarti, Minggu, mengatakan kasus kematian akibat DBD dilaporkan terjadi pada 12 Maret, karena kondisi pasien yang sudah buruk saat dibawa ke rumah sakit.
"Dari laporan yang kami terima, kedua pasien masuk rumah sakit sudah dalam keadaan kurang baik atau masuk kategori dengue shock syndrome (DSS)," katanya.
Jumlah kasus DBD yang tercatat di Dinkes sejauh ini ada 13 kasus.
Namun jumlah sebenarnya diperkirakan lebih banyak, karena perbedaan metode penetapan kasus DBD antara Dinkes dan rumah sakit.
"Untuk kronologinya masuk ke RS sudah dalam keadaan kurang baik. Kami tidak menyalakan siapapun ini tetapi harus menjadi kewaspadaan kita semua. Kita saling mengingatkan. Kebersihan semua menjadi tanggung jawab semua," katanya.
Selain dua anak yang meninggal dunia tersebut, Dinkes Ponorogo juga sedang melakukan pelacakan terhadap satu orang anak yang juga diketahui meninggal dunia.
Kadinkes belum berani menyebutkan apakah disebabkan oleh demam berdarah atau faktor lain.
"Yang dilaporkan dan valid hanya dua orang, yang satu masih dilakukan pelacakan. Semoga tidak ada kasus atau penambahan lagi," katanya.
Dua anak di Ponorogo meninggal dunia akibat DBD
Senin, 18 Maret 2024 1:24 WIB
Semoga tidak ada kasus atau penambahan lagi