Jakarta (ANTARA) - Staf Khusus Menteri Luar Negeri (Stafsus Menlu) Dian Triansyah Djani mengatakan bahwa banyaknya konflik yang terjadi memperparah keadaan negara-negara berkembang di tengah krisis iklim karena adanya pengalihan sumber daya untuk menangani berbagai konflik tersebut.
“Jika semakin banyak konflik, hal tersebut akan menimbulkan dampak yang parah terhadap negara berkembang. Mereka seharusnya mendapatkan pendanaan untuk mengatasi perubahan iklim dan mewujudkan SDGs, namun sumber daya tersebut teralihkan (untuk mengatasi konflik),” ujar Dian Triansyah Djani di Jakarta, Selasa.
Ia mengatakan bahwa Indonesia telah berupaya melalui berbagai forum internasional, terutama saat kepemimpinanya pada G20 dan ASEAN, untuk mengampanyekan kepentingan negara-negara berkembang tersebut.
Baca juga: Menlu katakan Dewan HAM PBB harus tangani pelanggaran Israel atas Palestina
Menurut Trian, hal itu dilakukan karena pemerintah Indonesia menginginkan adanya kolaborasi antara semua negara dalam membangun dunia.
Dia pun menuturkan bahwa dengan arah kebijakan politik luar negeri yang bebas aktif, Indonesia akan terus konsisten untuk menjadi negara non-blok di tengah berbagai konflik yang terjadi saat ini, termasuk konflik ekonomi antara Amerika Serikat dan China.
“Melihat hubungan Amerika Serikat dan China sekarang, mengapa kita harus memilih untuk memihak antara salah satu dari mereka? Indonesia tidak akan memihak seperti itu,” katanya.
Ia mengatakan bahwa Indonesia merupakan teman bagi semua pihak. Selain itu, sebagai negara non-blok, Indonesia memiliki posisi yang ideal dalam menempatkan diri di antara dua raksasa ekonomi dunia tersebut.
Dia pun mengajak semua pihak untuk bekerja sama dan berkolaborasi dengan Indonesia.
“Pada akhirnya, semua pihak akan diuntungkan jika kita memiliki dunia yang lebih aman dan damai,” ucap Trian.