Istanbul (ANTARA) - Konflik yang sedang terjadi di Gaza adalah bagian dari perang global yang dipimpin oleh Amerika Serikat, kata seorang perwakilan senior kelompok Palestina Hamas, Khaled Meshaal, Minggu (22/10).
Meshaal menyampaikan pernyataannya melalui konferensi video pada Forum Gaza di Turki, yang dihadiri oleh sekitar 60 organisasi Arab.
Meshaal mengatakan bahwa rakyat Gaza telah bertahan dan berjuang dengan luar biasa meskipun menghadapi blokade selama 16 tahun dan perang berturut-turut.
Baca juga: Yenny Wahid serukan solidaritas untuk Palestina saat Hari Santri
"Ketika Rakyat Gaza melihat Masjid Al Aqsa dilanggar, bagaimana Israel memberlakukan pembagian temporal dan spasial (mengalokasikan jam-jam tertentu dalam sehari dan area tertentu di dalam masjid untuk orang-orang Yahudi)," ujar dia.
"... dan mengancam akan menghancurkannya (Masjid Al Aqsa) dan diganti dengan 'Har Habayit' (The Temple Mount). Meskipun terpisah dan diblokade, mereka tidak menyerah," katanya menambahkan.
Meshaal lebih lanjut menuturkan bahwa kelompok-kelompok bersenjata Palestina telah membuat kemajuan yang signifikan dalam perjuangan mereka untuk merebut kembali tempat-tempat suci dan mencapai pembebasan.
Namun, Israel justru meresponsnya dengan balas dendam brutal, menghancurkan sekolah, masjid, rumah sakit-rumah sakit, dan rumah-rumah, kata dia.
Dia juga mengatakan bahwa AS dan negara-negara Barat lainnya telah mendukung serangan Israel di Gaza, dan Israel telah menggunakan taktik "bumi hangus" untuk menghancurkan perlawanan Palestina, Hamas, dan dukungan yang diberikan masyarakat kepada Palestina.
“Perang di Gaza dimulai untuk mendukung Masjid Al Aqsa, kemudian dilanjutkan dengan balas dendam pengecut (Israel), dan saat ini telah berkembang menjadi perang global yang dipimpin tidak hanya oleh Amerika Serikat, tetapi juga didukung oleh Amerika,” ujarnya.
Dia juga menyoroti pentingnya komunitas internasional untuk memberikan bantuan kemanusiaan kepada Gaza, mendukung perlawanan Palestina, dan menyuarakan perspektif rakyat Palestina di media.
Sumber: Anadolu