Surabaya (ANTARA) - Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 menjadi momen persaingan acara lima tahunan para kandidat memperebutkan kursi kepemimpinan negara maupun wakil rakyat.
Saat ini, tersisa kurang lebih satu bulan dari pelaksanaan pencoblosan. Masa kampanye sudah terlaksana 2,5 bulan terhitung kali pertama dilaksanakan pada 28 November 2023.
Persaingan para kandidat, baik tiga pasangan calon presiden dan wakil presiden, maupun para calon legislatif DPR RI, DPD RI, DPRD Provinsi Jawa Timur, dan DPRD kabupaten/kota terus mengalir menjelang batas akhir kampanye 10 Februari atau empat hari sebelum Pemilu 2024 berlangsung.
Alat peraga kampanye (APK) terpampang di jalan-jalan, perkampungan, pedestrian, maupun di papan reklame. Semuanya mencantumkan wajah para kandidat
Masing-masing tim sukses calon pengisi kepala negara rutin membagikan kaos bergambar pasangan kandidat. Demikian juga para calon legislatif yang melakukan hal serupa.
Tahun politik ini ternyata tak sekadar berbicara persentase elektabilitas, peluang elektoral, maupun teknis strategi pemenangan di lapangan, tetapi juga memiliki dampak pada percepatan perputaran ekonomi, khususnya bidang konveksi.
Dampak itu terlihat, antara lain usaha konveksi dan jasa sablon kaos di daerah Kendangsari, Surabaya, Jawa Timur.
Usaha di daerah itu mulai "banjir" pesanan kaos kampanye sejak bulan Juni dan Juli 2023, kemudian permintaan terus naik sampai berjalannya awal masa kampanye hingga Januari 2024 ini.
Padatnya pesanan kaos kampanye itu terlihat di ruang utama tempat usaha. Terlihat ratusan potong kaos kampanye berwarna putih pesanan salah seorang calon legislatif dari salah satu partai politik peserta Pemilu 2024 sedang dalam proses pengepakan.
Pengerjaan dilakukan oleh lima orang pegawai, empat perempuan dan satu pria. Mereka membagi tugas, ada yang melipat, membungkus, meraba sablon, memasukkannya ke plastik hingga mengikat plastik berisi kaos yang sudah tersusun bertingkat.
Di bagian ruang produksi, mesin cetak sablon jenis DTF yang sudah elektronik tidak berhenti bergerak, banyak stiker tercetak keluar melalui ujung alat itu, mengikuti setiap perintah "cetak" pada layar komputer.
Diperkirakan usaha konveksi itu menerima 500 potong kaos untuk disablon, saat masa kampanye. Pesanan itu baru dari satu peserta pemilu.
Jumlah 500 potong itu meningkat dari sebelum kampanye per hari sekitar 50-100 pesanan.
Pengerjaan produksi juga harus cepat, selesai dalam waktu singkat. Kaos-kaos itu akan dibagikan ke simpatisan saat si calon legislatif melaksanakan agenda kampanye, mencari dukungan demi jaminan duduk di kursi wakil rakyat.
Saking padatnya garapan, beberapa pesanan yang masuk ditolak. Sebanyak 18 pegawainya sudah disibukkan menyelesaikan tugas, mulai mencetak stiker, desain, cetak, bordir, hingga pengepakan.
Belum lagi pegawai yang dipekerjakan usaha itu masih berstatus sebagai mahasiswa. Sebagian lainnya sudah lulus dari bangku perguruan tinggi.
Padatnya pesanan di masa kampanye, melibatkan ibu-ibu di sekitaran lokasi usaha untuk melaksanakan tahap kontrol kualitas produk.
Tugas kontrol kualitas produk yang dilakukan ibu-ibu itu meliputi pembersihan benang sisa produksi, hingga pengecekan sablon.
Pekerjaan yang dilakukan ibu-ibu itu, tepatnya seusai kaos disablon dan sebelum dikemas.
Selain itu, sering juga ibu-ibu membantu proses pengemasan, memasukkan kaos ke dalam plastik pembungkus dan dengan begitu pesanan bisa dikirim seusai tenggat waktu yang diminta pelanggan.
Berkah tahun politik memang turut dirasakan oleh ibu-ibu di sekitar lokasi usaha. Ibu-ibu rumah tangga yang sehari-hari biasa mengurus anak di rumah, kini memiliki penghasilan tambahan.
Sembari menjalankan tugas utama di rumah, ibu-ibu bisa merasakan dampak ekonomi dari masa kampanye yang menjadi bagian hajatan akbar lima tahunan.
Bagi masyarakat, yang namanya pesta politik sudah semestinya juga bisa menghadirkan kebahagiaan, termasuk bagi ibu-ibu rumah tangga.
Capaian Usaha
Sementara itu, Dinas Koperasi Usaha Kecil dan Menengah dan Perdagangan (Dinkopumdag) Kota Surabaya terus berupaya meningkatkan kualitas seluruh usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) binaan.
Secara garis besar beberapa langkah yang dilakukan, seperti pelatihan soal desain, cara kemasan, promosi, hingga membantu membuka akses pasar rutin berjalan. Itu juga termasuk menyasar pelaku usaha pada bidang jasa konveksi.
Langkah itu diharapkan oleh Pemerintah Kota Surabaya agar para pelaku usaha bisa mendapatkan penghidupan yang layak dan cara tersebut juga termasuk bagian upaya mengentas kemiskinan di wilayah setempat.
Berdasarkan data yang diikuti dari Dinkopumdag Kota Surabaya, selama tahun 2023 jumlah pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di bidang jasa mencapai 18.367 unit usaha dari total keseluruhan bidang bisnis sebanyak 106.298 unit usaha.
Jumlah UMKM yang bergerak di bidang jasa masuk dalam peringkat tiga terbanyak, posisinya berada di bawah bisnis makanan dan minuman, dengan total 49.847 usaha serta disusul jenis toko sebanyak 30.401 unit.
Dinkopumdag setempat juga mencatat, secara kumulatif pada periode empat bulan, terhitung sejak bulan September hingga bulan Desember 2023 pendapatan atau omzet pelaku usaha di wilayah setempat tercatat menunjukkan grafik peningkatan.
Pada periode September 2023, berdasarkan catatan Dinkopumdag setempat omzet keseluruhan pelaku usaha binaan menyentuh angka Rp14.444.715.111 atau Rp14,4 miliar.
Ketika memasuki periode Oktober 2023 dinas terkait mencatat kenaikan omzet pelaku usaha sebesar tujuh persen atau sebesar Rp15.357.833.950 atau Rp15,3 miliar.
Sementara dari Oktober 2023 ke November 2023, omzet pelaku UMKM di Surabaya naik tiga persen menjadi Rp15.708.845.740 atau Rp15,7 miliar.
Kemudian, pada periode November 2023 ke Desember 2023 pendapatan pelaku usaha naik lima persen menjadi Rp16.044.402.400 atau Rp16 miliar.
Berkah tahun politik bagi pengusaha konveksi
Oleh Ananto Pradana Rabu, 24 Januari 2024 15:17 WIB
Usaha di daerah itu mulai "banjir" pesanan kaos kampanye sejak bulan Juni dan Juli 2023, kemudian permintaan terus naik sampai berjalannya awal masa kampanye hingga Januari 2024 ini