Gandum Hasil Kerja Sama di Bromo Dipanen
Rabu, 9 November 2011 18:59 WIB
Pasuruan – Budidaya tanaman gandum di lereng Gunung Bromo, Pasuruan, Jawa Timur, yang pengembangannya mendapat dukungan pemerintah Jepang melalui program Counterpart Fund Second Kennedy Round (CF-SKR), dipanen, Rabu.
Panen gandum di Desa Ngadiwono, Kecamatan Tosari, Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur, itu dihadiri Kepala Pusat Kerja Sama Luar Negeri Kementerian Pertanian, Suryadi Abdul Munir.
Suryadi mengatakan, budidaya tanaman gandum di Tosari, Pasuruan, merupakan salah satu proyek percontohan pengembangan budidaya tanaman gandum lewat kerja sama dengan pemerintah Jepang.
Kabupaten lain yang juga melakukan hal yang sama adalah Toraja Utara, Timor Tengah Selatan, dan Manggarai.
Pengembangan budidaya tanaman gandum di Pasuruan dilaksanakan di wilayah Kecamatan Tosari seluas 100 hektar. Pengembangan tersebut untuk mendukung ketahanan pangan melalui diversifikasi tanaman gandum.
Dijelaskan, tingkat konsumsi gandum di Indonesia telah mencapai 5 juta ton per tahun dan diperkirakan angka tersebut akan terus meningkat antara 7-10 persen per tahun.
Suryadi Abdul Munir menilai, dari tersebut tergambar adanya peluang yang cukup menjanjikan, sebab lahan di Indonesia cukup tersedia dan teknis budidayanya pun cukup sederhana.
Hanya tantatangannya, kata Suryadi, ketersedian bibit gandum yang masih sangat terbatas sehingga dibutuhkan kerja sama semua pihak terkait.
Penyuluh Pertanian Kecamatan Tosari, Yuli Sungkono menjelaskan, hasil budidaya tanaman gandum di wilayah Kecamatan Tosari seluas 100 hektare, sekitar 60 persen produksinya dipersiapkan sebagai sumber benih untuk pengembangan tanaman gandum di Indonesia, sisanya dijual ke home industri dan rumah makan vegetarian di Bali.
Budidaya tanaman gandum di Tosari, katanya, juga sangat menguntungkan petani sayuran di kawasan Gunung Bromo. Tanaman gandum mampu memutus siklus hama dan penyakit tanaman sayuran, sehingga produksi meningkat.
Tanaman kentang di Tosari yang produksi rata-ratanya sekitar 12 ton per hektar, setelah diselingi semusim tanam gandum produksinya meningkat antara 15 hingga 16 ton per hektare.
Tanaman gandum dibudidayakan petani saat akhir musim hujan memasuki musim kering. Sementara lahan yang ditanami gandum struktur tanahnya semakin meningkat lebih baik.
Budidaya tanaman gandum juga sangat ringan. Biaya tanam satu hektare kentang bisa digunakan untuk budidaya tanaman gandum seluas 6 hektare. Namun, Yuli Sungkono mengakui, jika kentang bisa dijual langsung saat panen, hasil gandum baru bisa dijual setelah melalui proses pengeringan dan pengupasan. (*)