Puluhan Hektare Sawah di Madiun Rawan Banjir
Selasa, 8 November 2011 21:22 WIB
Madiun - Dinas Pertanian, Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Madiun memperkirakan luas areal persawahan di wilayah setempat yang rawan rusak dan puso akibat banjir saat musim hujan sekitar 50 hektare.
Kepala Dinas Pertanian, Tanaman Pangan, dan Hortikultura Kabupaten Madiun, Mohamad Najib, Selasa, mengatakan, areal persawahan itu tersebar di beberapa kecamatan yang hampir setiap tahun menjadi langganan banjir.
"Daerah itu meliputi Kecamatan Balerejo, Madiun dan sebagian Pilangkenceng. Luas lahan rawan banjir memang kecil dibanding total areal persawahan yang ditargetkan lebih dari 35.000 hektare," katanya.
Guna mengantisipasi hal itu, Najib mengimbau petani di wilayah rawan banjir untuk menanam benih padi yang tepat sesuai keadaan, yakni mampu bertahan dalam rendaman air.
"Benih padi yang cocok adalah padi varietas baru, yakni Inpari 4 dan Inpari 7. Benih padi varietas ini rata-rata tahan pada rendaman air," katanya.
Namun, stok benih padi varietas Inpari 4 dan Inpari 7 di Kabupaten Madiun masih sangat minim, sehingga untuk sementara petani tetap menanam padi seperti biasanya sambil menunggu persediaan benih Inpari tiba.
Terkait antisipasi serangan hama pada musim hujan, Najib juga menganjurkan petani untuk menanam varietas secara bergantian, guna memutus siklus hama yang ada.
"Sebagai contoh, jika sebelumnya petani menanam padi varietas hibrida, pada musim tanam kali ini digilir menanam padi varietas nonhibrida, seperti Ciherang ataupun IR-64. Demikian juga sebaliknya, jika sebelumnya menanam padi varietas nonhibrida digilir ke hibrida. Hal ini berfungsi untuk memutus siklus hama yang menyerang," ujarnya.
Ia menambahkan, pihaknya melalui penyuluh pertanian yang berada di tingkat kecamatan dan desa akan terus melakukan sosialisasi kepada petani, agar kerugian akibat gagal panen atau puso dapat ditekan.
Pada musim tanam kali ini luas areal sawah mencapai 35.000 hektare. Luas lahan itu bertambah dibanding musim sebelumnya sekitar 32.000 hektare, menyusul ketersediaan air yang tinggi. Sementara luas lahan pada musim tanam kemarau hanya sekitar 14.000 hektare. (*)