Malang Raya (ANTARA) - Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) menutup akhir tahun 2023, dengan mengukuhkan dua profesor dari Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP), yakni Prof Dr Joko Widodo dan Prof Dr Mohammad Syaifuddin.
Kedua profesor yang dikukuhkan di aula BAU UMM, Rabu, membahas secara khusus terkait dunia pendidikan sesuai bidang ilmu masing-masing.
Prof Dr Joko Widodo membahas terkait apresiasi sastra dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.
Menurut dia, peningkatan kualitas apresiasi terhadap karya sastra akan berdampak signifikan pada pencapaian literasi dan penerapannya dalam kehidupan.
Ia mengatakan ketepatan mengapresiasi berujung pada pencapaian membaca secara reading beyond in the line, dapat menyelamatkan ribuan orang dari tindakan negatif, tercela, pelanggaran peraturan, kehancuran masa depan, bahkan jiwa.
“Pembaca didorong untuk mampu menangkap pesan-pesan yang disampaikan pengarang lewat karyanya. Kemudian, menjadikannya inspirasi dan menuangkannya dalam tindakan nyata berupa sistem yang bisa mencegah orang terjerumus dalam tindakan tercela. Aktivitas ini merupakan fungsi preventif,” ujarnya.
Jika apresiasi dalam sastra diimplementasikan oleh orang-orang yang memiliki wewenang atau pengambil kebijakan, lanjutnya, tentu bisa mencegah tindakan melanggar yang berakibat pada kerugian bagi diri sendiri dan masyarakat.
Baca juga: UMM tambah tiga profesor bidang kajian terorisme hingga tata kelola
Begitu juga dengan peningkatan dalam aspek moral bagi masyarakat dan sebagai alat untuk mendidik. Dikaitkan dengan pesan dan muatannya, hampir secara keseluruhan karya sastra merupakan sarana etika.
“Dengan demikian, memahami karya sastra pada gilirannya merupakan pemahaman akan nasihat dan peraturan, larangan dan anjuran, kebenaran yang harus ditiru, jenis-jenis kejahatan yang harus ditolak, dan sebagainya,” kata Joko.
Sementara itu, Prof Dr Mohammad Syaifuddin dalam pidato ilmiah pengukuhannya mengambil judul "Keterampilan Abad Ke-21: Tantangan Asesmen Kelas Yang Mencerdaskan”.
Perkembangan abad ke-21 membawa perubahan dan tantangan yang signifikan dalam masyarakat. Untuk menavigasi perubahan positif, individu perlu memperoleh dan mengembangkan seperangkat keterampilan yang dikenal sebagai keterampilan abad 21.
“Keterampilan ini mencakup berbagai bidang, termasuk pembelajaran dan inovasi, informasi dan teknologi, serta keterampilan hidup dan karir. Keterampilan abad ke-21 sangat penting bagi individu untuk berkembang di dunia saat ini,” ujarnya.
Dalam bidang pembelajaran dan inovasi, individu perlu memiliki kreativitas, berpikir kritis, pemecahan masalah, pengambilan keputusan, dan kemampuan untuk belajar bagaimana belajar.
Mereka, katanya, harus mampu berpikir di luar kotak, menghasilkan ide-ide inovatif, dan beradaptasi dengan situasi baru. Dalam hal keterampilan informasi dan teknologi, individu harus mahir dalam menggunakan teknologi dan media, serta dapat menganalisis dan mengevaluasi informasi secara efektif.
Prof Mohammad Syaifuddin menyampaikan bahwa asesmen untuk kehidupan merupakan upaya mencapai kecerdasan spiritual yang memainkan peran penting pengembangan dimensi spiritual anak didik.
“Salah satu hal penting lain dari asesmen yang mencerdaskan adalah bagaimana asesmen itu menuntun manusia untuk menuju tujuan hidup yang sesungguhnya. Tujuan hidup sesungguhnya manusia adalah kembali kepada Allah dalam keadaan husnul khotimah,” tutupnya.