Kepala Sekolah SMK Negeri 3 Surabaya Makmud, S.Pd.MM menjelaskan bahwa tujuan menggelar wayang kulit dalam rangka Dies Natalis ini merupakan bagian dari program pembelajaran dengan menerapkan konsep P5 (Perencanaan, Pemilihan, Penganggaran, Pengelolaan, dan Penjaminan Mutu Pendidikan) dalam Kurikulum Merdeka serta melestarikan budaya.
"Melestarikan budaya di kalangan milenial ini menarik, karena sekarang ini sepertinya budaya di kalangan milenial hilang. Maka kami berusaha mengajak melestarikan budaya, serta kebetulan ada guru bahasa daerah di SMKN 3 Surabaya yang punya kompetensi dalang. Nah ini kami manfaatkan," ujarnya.
Sebelum menggelar wayang kulit ini, SMKN 3 Surabaya selalu menanamkan pemahaman pentingnya melestarikan budaya Indonesia khususnya Jawa kepada siswa.
Sebelum menggelar wayang kulit ini, SMKN 3 Surabaya selalu menanamkan pemahaman pentingnya melestarikan budaya Indonesia khususnya Jawa kepada siswa.
"Dalam Dies Natalis ini siswa juga diajak untuk mengikuti lomba-lomba, termasuk seluruh produk dari siswa SMKN 3 Surabaya yang juga dipamerkan dalam kegiatan tersebut, dan kecenderungannya dengan seperti ini siswa menjadi semangat, hanya perlu mengarahkan produk yang bermanfaat dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat," ujarnya.
Sementara itu, Kepala Cabang Pendidikan Wilayah Surabaya dan Sidoarjo, Lutfi Isa Anshori mengapresiasi berbagai kegiatan Dies Natalis ke-54 SMKN 3 Surabaya yang juga melibatkan alumni.
"Keterlibatan para alumni ini penting agar punya kebermanfaatan dan bisa sinergi untuk kemajuan SMKN 3. Saya lihat alumni SMKN 3 sangat luar biasa," ujarnya.
Di waktu yang akan datang, kata dia, sinergi dengan alumni SMKN 3 Surabaya harus ditingkatkan. Sekolah harus menjalin komunikasi dan menjembatani agar kegiatan budaya dan kompetensi yang melibatkan siswa serta guru di SMKN 3 Surabaya lebih meningkat lagi.
"Alumni SMKN 3 Surabaya banyak yang sukses, bagaimana mereka tergugah untuk berkontribusi terhadap sekolah ini, dan kontribusi bisa apapun demi kemajuan sekolah," ucapnya.